Presiden SBY: Bukan Menakut-nakuti

Presiden SBY mengatakan, pidatonya terkait ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, bukan untuk menakut-nakuti tetapi untuk mengajak masyarakat waspada.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Jul 2009, 18:26 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pidatonya terkait ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat pekan silam, bukan untuk menakut-nakuti. Presiden juga meminta pidatonya tidak dipolitisir. "Bukan menakut-nakuti. Kewajiban saya sebagai kepala negara mengajak, mari sambil menjalankan kehidupan sehari-hari, kita tetap peduli, waspada, dan jangan lalai," kata Presiden Yudhoyono di Jakarta, Selasa (21/7).

Namun, Masyarakat Lingkar Madani Indonesia menganggap pidato tersebut dapat mempengaruhi kerja Badan Pengawas Pemilu dalam menyelidiki pelanggaran pemilu. Karena itu, Bawaslu diminta tak terpengaruh oleh pidato Presiden. Dalam pidato tersebut Presiden sempat menyatakan ada sekelompok teroris yang akan melakukan tindakan kekerasan dan melawan hukum untuk menolak hasil Pemilu 2009 [baca: SBY: Ada Teroris Tolak Hasil Pemilu].

Sementara pengamat politik Maswadi Rauf menilai pernyataan Presiden SBY harus segera diklarifikasi. Sebab, dari perkembangan penyelidikan kepolisian, tidak terlihat ada keterkaitan antara pelaku peledakan bom dengan upaya menggagalkan pemilihan presiden. Berita selengkapnya bisa dilihat dalam video berikut.(BOG/LUC)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya