Penciuman Menurun? Hati-hati Gejala Demensia

Penelitian sebelumnya telah mengaitkan kehilangan kemampuan indra penciuman atau anosmia dengan penyakit Alzheimer.

oleh Risa Kosasih diperbarui 17 Nov 2015, 15:00 WIB
Ketidakmampuan indera penciuman bekerja menandakan ada penyakit serius dalam tubuh Anda. (Foto: shannonjosephson.files.wordpress.com)

Liputan6.com, Minnesota - Penelitian sebelumnya telah mengaitkan kehilangan kemampuan indra penciuman atau anosmia dengan penurunan kognitif, gangguan kognitif ringan (MCI), atau penyakit Alzheimer. Namun baru-baru ini penurunan daya seseorang mengenal aroma juga jadi penanda penyakit lewy body dan demensia vaskular.

Demensia lewy body adalah bentuk demensia dengan karakteristik Alzheimer dan penyakit parkinson. Gejala demensia bentuk ini menyerupai penyakit lain, jadi membuat tantangan sendiri untuk mendiagnosisnya dengan tepat.

Rosebud Roberts bersama rekan-rekannya dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, melakukan penilaian indera penciuman dari 1.430 individu dengan kognitif normal. Mereka berusia rata-rata 79,5 tahun dan dibagi hampir rata jumlah laki-laki serta perempuannya.

Dikutip dari medicalnewstoday.com, Selasa (17/11/2015) siang, para peserta terdaftar dalam sekelompok populasi dari Studi Klinik Penuaan Mayo antara 2004 sampai 2010. Mereka juga dievaluasi klinis tiap 15 bulan sampai dengan 2014.

Tes penciuman menggunakan enam makanan dan non-makanan, seperti pisang, cokelat, kayu manis, bensin, lemon, bawang, pengencer cat (tiner), nanas, mawar, sabun, asap dan minyak tusam atau turpentine. Dari 1.430 peserta yang dipantau selama 3,5 tahun, para peneliti mengidentifikasi 250 kasus baru MCI.

Para penulis juga melaporkan 64 kasus demensia di antara 221 orang yang punya MCI. Penurunan frekuensi atau Alzheimer's Disease (AD) Demensia dikaitkan dengan peningkatan skor pada tes penciuman yang telah dilakukan.**

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya