Liputan6.com, Jakarta: Publikasi pemberian selamat kepada calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari pesaingnya, Jusuf Kalla, dinilai tidak etis. "Kalau pribadi silakan saja, tapi bukan untuk konsumsi publik," kata pengamat politik, Sukardi Rinakit, di Jakarta, Sabtu (11/7).
Kamis malam lalu, Kalla memberi ucapan selamat kepada SBY melalui telepon. Usai menerima telepon Kalla, SBY mengungkapkan isi percakapannya tersebut dalam konferensi pers di kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Acara berbincang kedua calon presiden ini marak dipublikasikan media massa.
Tak hanya dari Kalla, Yudhoyono juga sudah menerima ucapan selamat dari sederet pimpinan negara, di antaranya Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Pihak SBY juga telah berkoordinasi dengan pihak Gedung Putih, Amerika Serikat, untuk menerima ucapan selamat dari Presiden AS Barack Obama.(JUM/LUC)
Kamis malam lalu, Kalla memberi ucapan selamat kepada SBY melalui telepon. Usai menerima telepon Kalla, SBY mengungkapkan isi percakapannya tersebut dalam konferensi pers di kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Acara berbincang kedua calon presiden ini marak dipublikasikan media massa.
Tak hanya dari Kalla, Yudhoyono juga sudah menerima ucapan selamat dari sederet pimpinan negara, di antaranya Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Pihak SBY juga telah berkoordinasi dengan pihak Gedung Putih, Amerika Serikat, untuk menerima ucapan selamat dari Presiden AS Barack Obama.(JUM/LUC)