Serangga Bisa Jadi Alternatif Pangan Pengganti Protein

Otoritas Keamanan Makanan Eropa dapat menjadi alternatif protein, untuk mengatasi kelaparan di dunia.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 13 Okt 2015, 20:00 WIB
Seorang petani memperlihatkan jenis belalang yang menyerang Madagaskar (AFP Photo/Rijasolo).

Liputan6.com, Jakarta Idenya mungkin agak sedikit mengerikan namun serangga dianggap oleh Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) dapat menjadi alternatif protein untuk mengatasi kelaparan di dunia.

Mengutip laman WebMD, Selasa (13/10/2015), populasi dunia semakin berkembang pesat. Risiko ancaman kelaparan pun meningkat di seluruh dunia. Pada 2011 saja, ada 7 miliar orang kelaparan. Jumlah ini diprediksi akan terus tinggi.

Untuk mengatasi hal tersebut, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) merilis hasil nilai gizi serangga serta manfaatnya dalam bidang pertanian. Mereka melaporkan, makan cacing, belalang, jangkrik atau serangga aneh lainnya mengandung protein, lemak, dan mineral yang tinggi.

"Serangga telah menjadi menu favorit sejumlah orang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin," tulis laporan tersebut.

FAO melaporkan, dari 1 juta spesies serangga di dunia, ada sekitar 1.900 serangga yang dimakan oleh manusia, termasuk kumbang, ulat, lebah, tawon, semut, belalang, dan jangkrik.

Jadi, apakah aman mengonsumsinya?

Para ilmuwan di Eropa menyimpulkan, risiko kesehatan manusia tergantung pada bagaimana serangga diolah atau diproses. Tapi secara umum, sumber makanan ini mengandung protein tinggi.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya