Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi diminta untuk tidak membuat kebijakan dalam penyelenggaraan haji yang berorientasi pada keuntungan semata. Hal ini menyikapi kebijakan Saudi yang menambah daya tampung jemaah di Masjidil Haram.
"Kita tahu Masjidil Haram dirombak untuk meningkatkan kapasitas. Itu kita terima, tapi kita minta agar pertimbangan komersial dan ekonomi dihapus," kata Katib Am PBNU Yahya Cholil Staquf, di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (2/10/2015).
"Ini ibadah. Kita tuntut agar tidak ngoyo meningkatkan kapasitas tampung atas jemaah haji," tambah dia.
Menurut Yahya, saat ini Saudi sedang dalam kondisi ketakutan karena sumber daya minyak yang dimiliki dalam waktu dekat akan habis. Dengan demikian, sumber pemasukan nantinya hanya berasal dari penyelenggaraan haji semata.
"Kita tahu ada proyeksi Saudi tidak sekaya lalu, karena sumber daya minyak bisa habis dan nanti hanya makan dari Kabah," tutur dia.
"Tiba waktunya Saudi jadi negara melarat, ya nanti dunia Islam urunan, enggak masalah. Ini adalah soal jaminan keselamatan dan ketenteraman dalam ibadah itu," tegas Yahya.
Hinaan Arab Saudi
Sekjen PBNU Helmy Faizal Zaini mengatakan, Arab Saudi tidak hanya berorientasi pada keuntungan saja, melainkan juga telah menghina pandangan Islam Indonesia.
"Mereka punya pandangan ziarah kubur dianggap musryik. Mereka pandang kebenaran milik mereka, padahal kita juga belajar agama. Ini penghinaan Arab Saudi terhadap pandangan kita," tegas Helmy.
Helmy menjelaskan, pemerintah Arab Saudi melakukan pembangunan dengan menghancurkan Makam Sayyid Imam Uradhi ibn Jafar As-Shiddiq pada 2002 yang diledakkan dengan menggunakan dinamit.
Kemudian, Rumah Sayyidah Khadijah dijadikan toilet umum dan Masjid Kompleks Hamzah Abdul Mutholib dibuldozer pada 1998.
"Sampai 2011 tercatat kurang lebih 400 situs bersejarah umat Islam dihancurkan," tandas Helmy. (Ron/Nda)*
Arab Saudi Diminta Setop Pikirkan Ekonomi Penyelenggaraan Haji
"Ini ibadah. Kita tuntut agar tidak ngoyo meningkatkan kapasitas tampung atas jemaah haji," ujar Yahya.
diperbarui 03 Okt 2015, 03:57 WIBJemaah haji di dekat lokasi tragedi Mina. (Arab News)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 Liga InternasionalVIDEO: Resmi Jadi Pelatih Fenerbahce, Tugas Berat Menanti Jose Mourinho
7 8 9 10
Berita Terbaru
Gangguan SUTT Lubuk Linggau, 600.000 Pelanggan di Sumbar Terdampak Pemadaman Listrik
DPR Dukung Rencana Pengiriman Pasukan Penjaga Perdamaian ke Gaza Palestina
Khofifah Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Rp98 Miliar di Kemensos
Dua Kurir Ganja 2 Kg di Malang Terancam Mendekam 20 Tahun di Penjara
Truk Boks Hantam Pagar Depan Gedung DPR RI
Gangguan SUTT di Lubuk Linggau, Listrik di Sumbar Ikut Padam
Top 3 Berita Hari Ini: Jumlah Wisman Sudah 1,8 Juta dan Bakal Bangun LRT, Kenapa Pergerakan Turis Asing ke Bali Disebut Bakal Menurun?
VIDEO: Mengenal Talqin, Fenomena Mengajari Jenazah Untuk Menjawab Malaikat
SMAN 3 Cibinong dan SMA Kharisma Bangsa Juara di Turnamen Jr NBA Indonesia 3v3
Pabrik Oli Sepeda Motor Palsu Digerebek Polda Banten, Ribuan Oli Palsu Disita
Proyek Pengembangan Kawasan Rebana Dipastikan Berjalan Sesuai Rencana
Polisi Kantongi Bukti Kasus Dugaan Penggelapan Uang Rp6,9 Miliar Suami BCL