Soal Tragedi Mekah, Muhammadiyah Anggap Pemerintah Sudah Maksimal

Terjungkalnya crane di Masjidil Haram yang menewaskan sekitar 170 orang menjadi perhatian umat Islam, tak terkecuali di Indonesia.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 14 Sep 2015, 05:03 WIB
Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz Al Saud saat melihat lokasi jatuhnya crane di Masjidil Haram, Kota Mekah, Arab Saudi. Raja akan terus menginvestigasi dan menyelidiki jatuhnya crane. (REUTERS/ Bandar al-Jaloud)

Liputan6.com, Jakarta - Musibah terjungkalnya crane atau alat berat di Masjidil Haram, Kota Mekah, Arab Saudi pada Jumat sore 11 September lalu yang menewaskan sekitar 170 orang dan ratusan anggota jemaah terluka, menjadi perhatian umat Islam, tak terkecuali di Indonesia.

Terkait tragedi di Mekah, Wakil Sekretaris Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Ma'rifat Iman pun mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia.

"Iya, (terkait tragedi Mekah) pemerintah sudah bekerja dengan maksimal," ucap Iman di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Minggu 13 September 2015.

Soal wacana menunda pemberhentian ibadah haji dulu hingga renovasi Masjidil Haram selesai, menurut Iman, hal itu sulit dilakukan. Sebab masih ada ibadah umrah.

"Kalau ada yang berpendapat haji ditiadakan dulu, itu kan ada kegiatan umrah. Kalau dihentikan (renovasinya) ya tidak akan selesai nantinya," tukas dia.

Iman pun menjelaskan permasalahan jatuhnya crane di Masjidil Haram, Mekah, karena alam yang bertindak, bukannya masalah kelalaian seseorang.

"Kita enggak bisa katakan musibah itu human error, karena semuanya faktor kondisi alam. Itu musibah karena alam," pungkas Iman. (Ans/Dan)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya