Anang Iskandar, Bos Baru Para Detektif Mabes Polri

Ia sempat berkeinginan kuliah di fakultas peternakan. Namun urung karena masalah ekonomi.

oleh Yus Ariyanto diperbarui 04 Sep 2015, 09:10 WIB
Anang Iskandar (Liputan6.com/Panji Diksana)

Liputan6.com, Jakarta - Komjen Pol Anang Iskandar ditunjuk menjadi Kepala Bareskrim Polri, menggantikan Komjen Pol Budi Waseso. Sampai Kamis 3 September 2015, Anang adalah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).

Anang lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 18 Mei 1958. Ia lahir dari pasangan Suyitno Kamari Jaya dan Raunah. Ayahnya bekerja sebagai tukang cukur rambut.

Ia sempat berkeinginan kuliah di fakultas peternakan. "Jurusan tersebut dapat mendukung cita-cita saya sebagai Lurah di kampung halaman," tulis Anang di blog pribadinya. Namun rencana itu batal karena ia diterima di AKABRI Kepolisian.

Dilantik menjadi Perwira Muda pada 15 Maret 1982, Anang ditempatkan di wilayah Polda Bali (yang ketika itu bernama Polda Nusa Tenggara Gabungan).

Beberapa tahun di Bali, ia kemudian melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Lulus dari PTIK, Anang ditempatkan di wilayah Polda Metro menjadi Kasat Serse Polres Tangerang.

Karirnya terus melesat. Ia ditempatkan di BNN sebagai Kapus Cegah Lakhar BNN. Pangkatnya sebagai jenderal bintang satu melekat di bahunya.

Setelah 3 tahun mengabdi di BNN, Anang didapuk menjadi Kepala Polda Jambi, Di sana ia membukukan sejumlah prestasi. Salah satunya, membongkar kasus peredaran ganja seberat 1,1 ton yang dimuat di truk tronton.

Pada 2012, ia diangkat sebagai Kepala Divisi Humas Mabes Polri. Hanya 2 bulan menjadi Kadiv Humas, Anang Iskandar diangkat sebagai Gubernur Akademi Kepolisian di Semarang.

BNN kembali menjadi tempat bertugas Anang. Pada akhir 2012, ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala BNN. (Yus/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya