Petani di Flores dan Jambi Terancam Gagal Panen

Akibat kemarau panjang, kerugian satu petani diperkirakan mencapai Rp 3 juta untuk setiap petak sawah yang kering.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Agu 2015, 13:46 WIB
Akibat kemarau panjang, kerugian satu petani diperkirakan mencapai Rp 3 juta untuk setiap petak sawah yang kering.

Liputan6.com, Flores - Dampak kemarau panjang dirasakan petani di daratan Flores, Nusa Tenggara Timur. Lantaran hujan tak turun empat bulan terakhir, ratusan hektar sawah petani di Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur dibiarkan mangkrak. Untuk mempertahankan hidup, para petani menanam palawija di areal sawah yang tak berair seperti jagung.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (10/8/2015), air yang mengalir di saluran irigasi sangat minim sehingga tak bisa mengairi sawah. Tanaman padi berusia sebulan sudah mulai layu dan tanah retak-retak. Kerugian satu petani diperkirakan mencapai Rp 3 juta untuk setiap petak sawah yang kering.

Di kawasan Mersam, Kabupaten Batanghari, hamparan sawah yang berumur satu bulan tidak berkembang lantaran tak lagi mendapat air. Petani di kawasan ini membiarkan lahan sawah mereka telantar dan memilih kerja serabutan untuk menyambung hidup.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Batanghari, lahan yang terancam puso sekitar 1.077 hektar tersebar di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Mersam, Muara Bulian, Batin 24 dan Kecamatan Muara Tembesi. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi memperkirakan hujan baru turun dua bulan mendatang di Jambi dan sekitarnya.

Sementara petani di Desa Solokan, Kecamatan Pakisjaya, Karawang, Jawa Barat, nekat menanam padi dengan menggunakan air comberan. Air dari comberan dipompa ke sawah dengan biaya Rp 60 ribu per hari. Para petani tidak punya pilihan selain menggunakan air comberan yang mungkin saja membuat padi mati.

Menteri Pertanian menyatakan sudah menyalurkan pompa air ke wilayah yang kekeringan.

"Seperti Jawa Timur ada Sungai Bengawan Solo, Jawa Barat, ada Sungai Cimanuk. Kemudian untuk sungai dangkal itu daerah NTT. Kekeringan ini jangan diasumsikan bahwa 14 juta tanaman ini kekeringan semua. Sekarang dari 14 juta sudah panen 76,3 persen sampai hari ini," jelas Menteri Amran Sulaiman.

Menteri pertanian menjamin stok beras tetap aman meski kemarau panjang melanda. (Dan/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya