Kisah Inang Lukeria Penjual 'Uang Lebaran' di Terminal Rawamangun

Dia mengungkapkan, temannya pernah kehilangan setumpuk uang dagangan karena tertidur di sebuah bus yang terparkir di Terminal Pulogadung.

oleh Audrey Santoso diperbarui 09 Jul 2015, 06:19 WIB
Inang Lukeria saat melayani pembeli. (Liputan6.com/Audrey Santoso)

Liputan6.com, Jakarta - Lukeria (39) tergolong pendatang baru dalam dunia penjualan uang kertas baru. Ibu tiga anak ini memutuskan terjun menjadi penjual 'uang lebaran' sejak Ramadan tahun lalu. Wanita asal Medan itu mengaku lebih nyaman menjajakan uang baru dagangannya di Terminal Rawamangun ketimbang terminal-terminal besar.

Padahal di terminal besar peluang dagangannya akan lebih banyak diminati pembeli lantaran ramai oleh pemudik.

"Saya lebih merasa aman jualan di sini daripada di terminal yang besar, terlalu banyak saingannya, lagi pula di sana (Terminal Pulogadung) teman saya pernah dimaling uangnya," kata Inang Lukeria kepada Liputan6.com di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2015).

Warga Pondok Kopi ini bercerita, temannya pernah kehilangan setumpuk uang dagangan karena tertidur di sebuah bus yang terparkir di Terminal Pulogadung. Sejak itu Inang Lukeria menyadari keamanan tempat menjadi hal paling penting untuk menjual uang yang masing 'lempeng' tersebut.

"Dia istirahat dan ketiduran di dalam bus, setelah itu uangnya hilang. Sejak itu saya tidak mau berjualan di terminal bus yang terlalu banyak orang," ujar Inang Lukeria.

Selain di tempatnya berjualan, Inang Lukeria juga tidak pernah membawa pulang uang dagangannya dengan menggunakan angkutan umum. Setiap usai berjualan, suaminya yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek menjemputnya di depan Terminal Rawamangun.

"Pulang juga saya tidak pernah naik angkot. Takut diikutin atau dibegal di dalam angkot. Jadi suami saya jemput di depan (terminal), dia juga ojek di sini," tukas Inang Lukeria. (Ali/Nda)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya