Rupiah Masih Tertekan Hingga Lebaran

Pemerintah juga harus mengantisipasi daya beli masyarakat yang sedang menurun dengan kondisi ekonomi melambat.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Jun 2015, 09:45 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih belum perkasa. Level rupiah masih di kisaran 13.000 per dolar AS, dan diperkirakan masih tertekan hingga Lebaran lantaran kebutuhan dolar AS meningkat.

Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, rupiah masih berpotensi terus melemah saat Ramadhan dan Idul Fitri.

"Yang dikhawatirkan permintaan dolar jelang libur Lebaran juga meningkat. Kalau permintaan tinggi rupiah akan semakin melemah," ujar Sarman di Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Dia menjelaskan, permintaan akan dolar ini dipicu oleh momen libur Lebaran yang biasanya banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur ke luar negeri. "Pemerintah harus antisipasi, mungkin banyak orang yang liburan ke luar negeri," lanjutnya.

Selain itu, pemerintah juga harus mengantisipasi daya beli masyarakat menurun akibat kondisi ekonomi. Apalagi masih ada bahan pokok masyarakat untuk kebutuhan Lebaran yang dipasok dari impor.

"Harus diantisipasi juga daya beli masyarakat sekarang sedang menurun dengan kondisi ekonomi seperti ini. Bagaimana dampaknya terhadap kebutuhan jelang Lebaran kalau tidak dijaga stabilitasnya, barang impor misalnya akan ganggu daya beli," kata dia.

Sarman menilai, jika tren rupiah melemah maka dikhawatirkan akan berdampak pada harga bahan kebutuhan pokok, terutama komoditas impor.

"Misalnya terbuka kemungkinan kita impor daging, bawang dan lain-lain untuk antisipasi kebutuhan. Kalau nilai tukar rupiah seperti ini berarti harganya semakin tinggi, ini berdampak pada daya beli masyarakat," ujar Sarman. (Dny/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya