Penjelasan FBR Terkait Pemicu Aksi di MOI Kelapa Gading

"FBR di Jakarta Utara kan punya fungsi sosial. Kita hanya bertanya apakah sudah ada izinnya memasang baliho (dari FBR)."

oleh Audrey Santoso diperbarui 30 Mei 2015, 01:00 WIB
Ratusan anggota Forum Betawi Rempug (FBR) mendatangi pusat perbelanjaan Mall of Indonesia (MOI) Kelapa Gading, Jumat (29/5/2015). (twitter.com/@semangkasegar)

Liputan6.com, Jakarta - Massa dari Forum Betawi Rempug (FBR) mendatangi pusat perbelanjaan Mall of Indonesia (MOI) Kelapa Gading, Jakarta Timur. Kedatangan ratusan orang ini dipicu cekcok anggotanya dengan sekuriti mal berinisial A.

Pemicu cekcok itu diduga lantaran dari anggota FBR menagih 'jatah preman' kepada pekerja baliho di pusat perbelanjaan tersebut. Namun sang sekuriti mal itu pun menghalanginya.

Kabar itu lantas ditepis oleh Benediktur, korban pemukulan satpam MOI. Dia membantah bersama ketiga rekannya, IS, S, dan KA menagih jatah tersebut kepada sang pekerja di MOI itu.

Menurut dia, kedatangannya pada Jumat (29/5/2015) pukul 03.00 dini hari hanya sekadar menjemput IS yang baru saja selesai makan di ruko seberang MOI. Saat melihat ada pekerjaan baliho, ia bertanya kepada pekerja apakah proyek itu sudah mendapat izin dari FBR atau belum.

"Kita tidak meminta jatah preman. FBR di Jakarta Utara kan punya fungsi sosial. Kita hanya bertanya apakah sudah ada izinnya memasang baliho (dari FBR). Karena pekerjaannya kan di jalan umum," kata Bene kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (29/5/2015).

Bene melanjutkan, saat sedang mempertanyakan izin pemasangan baliho, seorang sekuriti mal menghampirinya dan terjadi cekcok mulut. Lalu datanglah sekitar 10 sekuriti lainnya mengepung Bene dan ketiga rekannya.

Seorang sekuriti berpakaian safari hitam, yang diduga komandan regu memberi instruksi untuk memukuli. Tak hanya sekuriti, ternyata ada beberapa orang preman berperawakan Indonesia Timur membawa balok, ikut menghajar Bene dan kawan-kawan.

"Saat sedang bertanya, satu sekuriti datang lalu teman-temannya banyak datang. Satu orang pakai seragam hitam-hitam, komandannya juga menghampir dan kami dikeroyok. Ada juga preman-preman kulit hitam yang membawa balok," terang Bene.

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Sutriyono membenarkan adanya aksi massa di mal tersebut. Dia menyebut penyebab 300 orang menyerbu MOI lantaran adanya perkelahian antara anggota FBR dengan sekuriti mal.

Setelah mendengar kericuhan tersebut, sekitar 120 polisi gabungan dari Polsek Kelapa Gading dan Polres Jakarta Utara datang ke lokasi untuk meredakan amarah massa FBR.

"Kekuatan yang diturunkan 50 personik dari Polsek, dan 70 personil dari Polres," jelas Sutriyono.

Akibat amukan massa tersebut, beberapa CCTV yang terpasang di area parkir, loket dan kaca depan sebuah mobil minibus berwarna silver mengalami pecah kaca. (Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya