Kenapa Lebih Banyak Wanita Meninggal karena Serangan Jantung?

Jumlah wanita berisiko terkena serangan jantung lebih sedikit dibanding pria, namun mengenai risiko kematian lebih tinggi dua kali lipat.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 09 Apr 2015, 17:04 WIB
Dibadingkan pria, lebih banyak wanita yang meninggal dunia karena serangan jantung. (Foto: Huffington Post)

Liputan6.com, New York- Dibandingkan pria, lebih banyak wanita yang meninggal dunia karena serangan jantung. Tak ingin merepotkan orang-orang di sekelilingnya jadi alasan perempuan enggan mengecek kondisi kesehatan jantungnya meski mengalami keluhan seperti disampaikan studi terbaru Yale School of Public Health.

Sebenarnya jumlah wanita berisiko terkena serangan jantung lebih sedikit dibanding pria, namun mengenai risiko kematian lebih tinggi dua kali pada perempuan dibandingkan laki-laki. Ini karena para wanita tersebut enggan ke rumah sakit seusai serangan jantung.

Seperti dilansir NY Daily News, Rabu (8/4/2015) keengganan wanita ke dokter maupun rumah sakit usai merasakan serangan jantung karena kaum hawa enggan merepotkan orang-orang sekitarnya. Padahal serangan jantung yang tidak ditangani memberi dampak kerusakan lebih parah.

Mendapati hasil studi ini, para peneliti mengingatkan rumah sakit agar membuat sistem baru dalam melayani pasien wanita sehingga mereka yang pernah mengalami serangan jantung tidak enggan ke rumah sakit.

Gejala umum serangan jantung pada wanita sama dengan yang dialami pria meliputi rasa sakit pada punggung, nyeri rahang serta sakit kepala, mual dan batuk.

 

Baca Juga:

5 Langkah Hindari Serangan Jantung

3 Hal yang Perlu Dilakukan Usai Kena Serangan Jantung

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya