Dubes: Mi Instan Indonesia Populer di Australia

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menerima Dubes Australia untuk Indonesia Paul Grigson. Pembicaraan didominasi soal bisnis.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 31 Mar 2015, 16:37 WIB
Ilustrasi Mie Instan

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menerima Dubes Australia untuk Indonesia Paul Grigson. Dalam perbincangan tersebut, keduanya membahas soal kerja sama bisnis.

"‎Pertemuan saya dengan Pak Wapres berjalan dengan baik, dia sangat hangat dan menyambut kedatangan saya. Kami bicara, utamanya, soal bisnis di kedua belah pihak, Australia investasi di Indonesia, Indonesia investasi di Australia. Juga kerjasama untuk menjual lebih banyak produk ke Australia," kata Grigson, di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Grigson menyampaikan ada beberapa bidang bisnis yang dibicarakan, seperti bidang pariwisata, penerbangan, dan makanan. Ia menuturkan, khusus untuk makanan, produk Indonesia berupa mi instan dijual di seluruh Negeri Kanguru tersebut.

"‎Jadi kami bicara juga investasi. Saya ingin mengajak lebih banyak orang Indonesia mengunjungi Australia sebagai turis. Ini akan sangat baik bagi industri penerbangan Australia dan Indonesia, termasuk Garuda Indonesia. Dan mendorong lebih banyak investasi di industri pariwisata di Australia yang menurut saya potensial bagi investor Indonesia," ujarnya.

"Kami juga bicara tentang makanan kedua negara. Ekspor Indonesia ke Australia cukup baik. Saya lihat mi instan Indonesia di mana pun saya pergi di Australia. Itu hal yang sangat baik. Kami bicara soal daging, kami juga bicara soal produk pertanian secara umum. Jadi banyak peluang bagi kedua negara di sektor bisnis," tambah Grigson.

‎Grigson menuturkan Australia memiliki 400 perusahaan di Indonesia. Hal ini bisa membuka banyak peluang untuk kerja sama bisnis. Untuk kerja sama bisnis di bidang makanan, Negeri Kanguru bisa mengambil peran penyediaan komoditasnya.

"Pengolahan makanan menurut saya itu industri yang bisa jadi contoh klasik. Kami bisa menyediakan komoditas untuk diproses di Indonesia, kemudian dijual Indonesia ke negara lain. Jadi itu sejumlah peluang yang saya lihat," tandas Grigson. (Ein)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya