Wall Street Menguat Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS

Bursa saham AS ditutup naik moderat sebab investor menahan diri jelang rilis data tenaga kerja AS.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 06 Mar 2015, 04:34 WIB
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup naik moderat sebab investor menahan diri menjelang rilis laporan tenaga kerja Amerika Serikat (AS), yang diharapkan menjadi faktor besar dalam mempengaruhi keputusan kenaikan suku bunga yang dirils Bank Sentral AS atau The Fed.

Dilansir dari Reuters, Jumat (6/3/2015), indeks  Dow Jones naik 38,82 poin atau 0,21 persen menjadi 18.135,72, indeks S&P 500 naik 2,51 poin atau 0,12 persen menjadi 2.101,04 dan Nasdaq Composite  juga ikut menguat 15,67 poin atau 0,32 persen menjadi 4.982,81.

Indeks S&P 500 turun 0,9 persen dalam dua hari sebelumnya mencetak penurunan terbesar dalam lima minggu, usain naik ke rekor baru empat kali pada bulan Februari. Indeks Dow Jones jatuh 1,1 persen, dan Nasdaq Composite Index kehilangan 0,8 persen setelah melampaui 5.000 pada hari Senin lalu.

Saham Pharmacyclics Inc melonjak 10 persen setelah AbbVie Inc setuju untuk membeli perusahaan produsen obat tersebut senilai US$ 21 miliar. Begitu pula Mallinckrodt Plc naik 4,8 persen setelah pembelian oleh Ikaria Inc mendekati kesepakatan dengan nilai transaksi sekitar US$ 2,3 miliar.

Fokus investor terhadap pada laporan tenaga kerja AS tinggi karena banyak investor melihatnya sebagai salah satu indikator ekonomi penting yang akan mempengaruhi keputusan The Fed pada pertengahan Maret.

Jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran naik 7.000 pada  pekan lalu menjadi 320.000, sebuah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan hari Kamis di Washington.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan pesanan barang-barang baru di pabrik tiba-tiba jatuh pada bulan Januari, menjadi tanda pelemahan di sektor manufaktur.  Data nonfarm payrolls dan tingkat pengangguran yang dirilis Jumat, dengan ekonom memprediksi pengusaha adanya tambahan 235 ribu pekerja pada buan Februari, sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan turun menjadi 5,6 persen. (Ndw)


Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya