Liputan6.com, Melbourne - Di Indonesia, melihat aksi para penumpang yang bergelantungan di ekor gerbong sudah menjadi pemandangan yang biasa. Namun, tidak di Melbourne, Australia.
Operator kereta api di sana, Metro, mengecam keras orang yang melakukan aksi bergelantung di ujung gerbong kereta api yang sedang melaju. Mereka menyebutnya sebagai perbuatan nekat dan sangat berbahaya.
Kecaman juga datang dari sesama penumpang. Seperti Liputan6.com kutip dari ABC Australia pada Kamis (17/7/2014) seorang penumpang bernama Elise mengaku kesal melihat 2 remaja laki-laki yang meloncat dari pelataran stasiun Middle Brighton ke kereta yang menuju Sandringham.
Ia juga menuturkan, kedua remaja itu dengan cueknya tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya, sebelum menutup wajah mereka dengan jaket sementara kereta api melaju meninggalkan stasiun tersebut. Elise lantas mengambil foto kedua remaja laki-laki tersebut dan menelepon kantor Metro untuk melaporkan kejadian itu.
"Saya yakin orangtua mereka akan khawatir jika mengetahui apa yang dilakukan anaknya," kata dia. "Ini untuk pertama kalinya saya melihat kejadian seperti itu. Saya sungguh terkejut."
Elise mengungkapkan, pihak Public Transport Victoria yang menerima laporannya seakan tidak peduli akan kejadian tersebut. Pihak Metro kini sedang menyelidiki mengapa laporan itu tidak ditanggapi dengan serius.
Pihak Metro mengatakan, apa yang dilakukan 2 remaja itu tak sama dengan 'train surfing' -- naik di atap kereta yang sama bahayanya.
Bulan Juni 2014 lalu, seorang pria mati tersengat arus listrik ketika menaiki atap kereta di Stasiun Balaclava, Melbourne.
Pada tahun 2012, ada 109 kasus orang bergelantungan di kereta, dan pada tahun 2014 ini sudah ada 36 laporan kasus yang sama.
Juru bicara Metro, Larisa Tait menyebut hal ini sebagai perilaku sangat berbahaya.
"Kereta kami melaju 110 kilometer per jam di beberapa jalur," kata Larisa. Jatuh dari atap kereta dapat berakibat kematian, atau paling tidak cedera berat, tambahnya.
Pihak Metro mengatakan, setiap orang yang melihat orang lain bergelantungan di belakang kereta, hendaknya menekan tombol tanda bahaya warna merah di dalam kereta atau di pelataran stasiun. Menurut pihak mereka, keselamatan dan kenyamanan penumpang merupakan hal yang paling utama. (Safira Badri)
Aksi 2 Remaja Melbourne Bergelantungan di Ujung Kereta Dikecam
Apa yang dilakukan 2 remaja itu tak sama dengan train surfing -- naik di atap kereta yang sama bahayanya.
diperbarui 17 Jul 2014, 17:16 WIBAksi bergelantungan di ekor gerbong (Metro)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
24 Pebasket Muda Terpilih Jadi DBL Indonesia All-Star 2024, Ada yang Pecahkan Rekor Hat-trick
Kontroversi Sunat Perempuan, Bagaimana Pandangan Muhammadiyah?
Berau Coal Raih Penghargaan Usai Dukung Program Penurunan Stunting
Perkuat Konektivitas Penerbangan, AP II Dukung Penataan Bandara oleh Kemenhub
IU Buka Hari Kedua Konser di Indonesia Lewat Lagu Holssi: Keren Sekali Semuanya!
Selain Kejar Target 120 Juta Sertifikat Tanah, AHY Bidik Percepatan Reforma Agraria
Gempa M6.2 Garut, Ini Analisa Ahli Geologi Unsoed
Sederet Alasan Paket Bisa Terlambat atau Tidak Jadi Diantar, Salah Satunya Lupa Tulis RT/RW
Hasil Liga Inggris Tottenham vs Arsenal: Redam Kebangkitan Spurs, Meriam London Mantap di Posisi Puncak
Penanganan Infrastruktur Pertanian Jadi Prioritas Pascabanjir Lahar Dingin Semeru
Diduga Mobil Dinas DPR di TKP Brigadir RAT, Ini Penjelasan MKD
Link Live Streaming Liga Inggris Nottingham Forest vs Manchester City, Sebentar Lagi Tayang di Vidio