Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus terpuruk hingga menyentuh level Rp 12.027 pada perdagangan kemarin (25/6). Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa kurs rupiah berpotensi tembus Rp 13 ribu per dolar AS.
Menurut Pengamat Valas Farial Anwar, hal itu bisa terjadi jika Bank Indonesia (BI) dan pemerintah tak mampu mengendalikan kurs rupiah dengan intervensinya.
"Kalau BI dan pemerintah tidak bisa mengendalikan masalah ini, nilai tukar rupiah bisa saja mencapai Rp 13 ribu per dolar AS. Tapi saya berharap tidak," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Kamis (26/6/2014).
Farial beralasan, apabila kurs rupiah berada di level Rp 13 ribu per dolar AS, maka akan mengancam perekonomian Indonesia. Sebab level tersebut sudah sangat jauh melenceng dari fundamental atau level psikologis rupiah.
"Kalau kondisinya seperti itu akan sangat mengacaukan Indonesia. Tidak benar jika pergerakan rupiah ini sesuai fundamentalnya. Ini level yang ngawur dan mengganggu ekonomi Indonesia," tegasnya.
Lebih jauh dia menggambarkan kekacauan yang akan terjadi jika rupiah terus tertekan, seperti barang impor akan menjadi lebih mahal, utang dalam bentuk valas semakin membengkak dan berpotensi meningkatkan kredit macet perbankan.
"Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita juga akan membengkak, karena dolar semakin mahal bisa berimbas ke anggaran subsidi. Akhirnya berdampak ke laju inflasi, dan rakyat jadi korban. Utang luar negeri pemerintah juga meningkat," terang Farial.
Untuk itu, dia mengimbau agar BI dan pemerintah dapat berkoordinasi mensingkronkan kebijakan yang ada. Sebagai contoh BI harus menjalankan bauran kebijakan moneter dan bukan mengandalkan cadangan devisa (cadev). Selain itu, merealisasikan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
"Sedangkan dari pemerintah bisa segera mengeluarkan insentif repatriasi supaya nggak ada aliran dolar ke luar negeri. Memarkir devisa hasil ekspor ke Singapura. Jadi harus ditahan dengan sebuah kebijakan yang tepat," tandas Farial. (Fik/Ndw)
Rupiah ke 13 Ribu per Dolar AS, Ekonomi RI Bisa Kacau
Hal itu bisa terjadi jika Bank Indonesia (BI) dan pemerintah tak mampu mengendalikan kurs rupiah dengan intervensinya.
diperbarui 26 Jun 2014, 09:47 WIBIlustrasi Pantau Rupiah (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bandara Adi Soemarmo Tetap Layani Penerbangan Haji 2024, Ini Alasannya
Jadwal, Hasil, dan Klasemen PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Lolos ke Final Four?
Kolaborasi, Jurus PPPA Permabudhi Cegah Stunting Wujudkan
Gandeng BMW Indonesia, RSPB Sediakan Layanan Kesehatan Pengantaran Premium
Serpihan Kisah Ernando Ari, Ada Doa Orang Lain dan Latihan Sendiri
PKS dan Partai Golkar Saling Beri Sinyal Bakal Koalisi di Pilkada Depok 2024
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala Thomas dan Uber 2024: Siapa Lolos ke Babak 8 Besar?
Hasil Tes Urine Rio Reifan Positif Sabu, padahal Dulu Ngaku Kapok Pakai Nakorba
Cek Isi Pesan dengan Istri, Polisi Fokus Periksa HP Brigadir RAT yang Tewas Diduga Bunuh Diri
Kurang Tidur Bikin Merasa Lebih Tua, Ini Alasannya
UMKM Pertamina Kantongi Transaksi Rp 1,2 Miliar di Hari Pertama Ajang FNF Pekanbaru
SIS Preschool Hadirkan Pendidikan Usia Dini dengan Kurikulum Berbasis Riset di Sedayu City