Liputan6.com, Merauke Kampung Wasur terletak 35 km dari pusat kota Merauke, Papua. Kampung Wasur berada dalam kawasan Taman Nasional Wasur di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (16/5/2014), sesuai kebiasaan setempat, pendidik untuk anak-anak bukanlah merupakan hal yang penting. Umumnya, anak-anak bertugas mencari sagu atau menangkap ikan.
Advertisement
Seorang guru setempat yang bernama Sergius Womsiwor mengenali situasi itu dan merasa prihatin. Sergius pun memutuskan untuk bertindak dengan sebuah ide sederhana, yaitu membuat sekolah berasrama.
Sedikit demi sedikit, sekolah berasrama sesuai konsep Sergius terwujud. Sergius menerapkan idenya di SMP dan SMA Satu Atap di Kampung Wasur, tempatnya bertugas sebagai kepala sekolah dan guru.
Pada awalnya, ide Sergius tidak berjalan mulus. Misalnya, anak-anak sering lari pulang ke rumah dan ada juga kendala biaya. Tetapi Sergius tidak menyerah hingga upayanya mengundang simpati pemerintah daerah dan pusat, serta sejumlah donatur yang memberi bantuan.
Hingga saat ini, ada sekitar 800 siswa yang berasal dari berbagai sudut Merauke belajar dan tinggal di asrama Sekolah Satu Atap di Wasur.
Sepak terjang Sergius pun berbuah manis. Berbagai penghargaan termasuk anugerah peduli pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2012.
Ayah dari 2 anak itu tidak pernah berhenti memikirkan cara bagaimana dapat menyediakan pendidikan yang layak khususnya bagi anak-anak Merauke.
Perjuangan Sergius dalam merintis Sekolah Satu Atap patut diacungi jempol. Dengan gigih, Ia berusaha agar semua anak di Merauke, khususnya Kampung Wasur bisa mendapat pendidikan yang layak.
