Kondisi ini membuat ratusan warga Wedung menghentikan dua tangki pengangkut air bersih yang tengah melaju di jalan raya. Mereka memaksa awak truk menjual air bersih yang merupakan jatah bagi warga Desa Jabalan. Mereka berani membeli satu drum air dengan Rp 2.500. Padahal harga normal adalah Rp 2.000 per drum.
Akibat ini, warga Desa Jabalan yang sudah lama menunggu pasokan air bersih di balai desa tidak memperoleh apa-apa. Mereka terpaksa kembali ke rumah masing-masing dengan jeriken kosong. Mereka juga harus menunggu lebih lama lagi sampai datangnya truk tangki pembawa air bersih lainnya.
Advertisement
Kondisi sama terjadi di Kabupaten Lombok Tengah, Nusatenggara Barat. Di Kecamatan Pujut, warga sejumlah desa, seperti Desa Prabu dan Penggempur harus berjalan hingga lima kilometer menuju sumur yang masih ada airnya. Kesulitan mendapat air bersih ini sudah berlangsung sejak dua pekan terakhir.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)