Sukses

Pengertian

Rheumatoid artritis merupakan penyakit autoimun yang menyerang sendi. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada sendi, jaringan di sekitar sendi, dan dapat mengenai organ lain di dalam tubuh seperti kulit dan paru.

Penyakit ini biasanya muncul perlahan, bahkan awalnya nyeri di sendi dirasakan tak terlalu mengganggu. Dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan akan semakin banyak sendi yang terkena dan peradangan akan semakin hebat.

Rheumatoid Artritis

Penyebab

Rheumatoid artritis terkait dengan sendi. Pada dasarnya, sendi manusia memiliki lapisan (membran) sinovial yang berfungsi untuk melindungi sendi agar tulang, otot, dan jaringan lain di sekitar persendian tidak saling bergesekan satu sama lain.

Pada penyakit rheumatoid artritis, tanpa sebab yang jelas, sistem pertahanan tubuh (sistem imunitas tubuh) menganggap membran sinovial di sendi sebagai ‘benda yang asing’ bagi tubuh sehingga harus dilawan. Hal inilah yang menyebabkan sendi-sendi mengalami peradangan.

Hingga kini, penyebab dari gangguan sistem pertahanan tubuh tersebut belum diketahui pasti. Namun studi mengenai rheumatoid artritis yang ada menunjukkan bahwa jenis kelamin wanita, usia 40–60 tahun, memiliki riwayat keluarga mengalami rheumatoid artritis, atau sering terpapar asap rokok merupakan kondisi yang membuat seseorang lebih rentan mengalami rheumatoid artritis.

Diagnosis

Untuk menentukan adanya penyakit rheumatoid artritis, setelah melakukan pemeriksaan pada sendi-sendi, dokter akan menyarankan pemeriksaan darah di laboratorium, di antaranya adalah:

  • Laju endap darah dan C-reactive protein sebagai tanda umum adanya peradangan di tubuh
  • Rheumatoid factor dan anti-CCP (cyclic citrullinated peptide), penanda khusus untuk penyakit rheumatoid arthritis

Bila Rheumatoid factor atau anti-CCP memberikan hasil positif, disertai dengan peningkatan LED atau CRP, umumnya dapat dipastikan bahwa orang tersebut mengalami rheumatoid artritis.

Pada beberapa kasus, gejala penyakit rheumatoid artritis sukar dibedakan dengan gangguan sendi yang lain (misalnya: gout atau pseudogout). Bila hal ini terjadi, tak jarang dokter juga akan menganjurkan pemeriksaan rontgen atau MRI sendi untuk memastikannya.

Gejala

Gejala rheumatoid artritis biasanya muncul pada sendi jari-jari tangan, pergelangan tangan, pundak, siku, dan pergelangan kaki. Sendi-sendi tersebut mengalami peradangan, yang ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan nyeri pada daerah sendi yang terkena.

Selain itu, penderitanya juga mengalami kekakuan sendi di pagi hari. Pada beberapa orang, kekakuan sendi saat bangun tidur di pagi hari memang wajar terjadi. Namun yang khas pada penyakit rheumatoid artritis adalah kekakuan sendinya berlangsung selama lebih dari 1 jam. Tak jarang, penderita rheumatoid artritis juga merasa mudah lelah, badan sering demam atau meriang, dan merasa malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Selain menyerang sendi, penyakit rheumatoid artritis juga dapat menyerang:

  • Paru dan selaput pembungkus paru (pleura), yang ditandai dengan keluhan nyeri dan sulit bernapas.
  • Selaput pembungkus jantung (pericardium), yang ditandai dengan keluhan sesak dan lemas karena tekanan darah cenderung turun.
  • Lapisan putih mata (sklera), menyebabkan mata merah, nyeri, dan tajam penglihatan berkurang.

Pengobatan

Pengobatan rheumatoid arthritis bertujuan untuk mengurangi peradangan sendi yang terjadi dan untuk ‘menenangkan’ sistem pertahanan tubuh penderita agar tak menyerang tubuhnya sendiri. Penanganan penyakit ini dilakukan oleh dokter penyakit dalam ahli rheumatologi.

Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain:

  • Non-steroidal antiinflamatory drugs (NSAID): obat ini bermanfaat untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan yang terjadi pada sendi.
  • Steroid: diberikan untuk menekan sistem pertahanan tubuh penderita agar tak terus menerus menyerang sendi.
  • Disease modifying antirheumatic drugs (DMARD): obat ini merupakan pilihan utama untuk pengobatan rheumatoid artritis karena bermanfaat mencegah progresivitas kerusakan sendi dan mengatasi peradangan sendi yang terjadi.
  • Imunosupresan: prinsip kerja obat ini mirip dengan steroid, yaitu melemahkan sistem pertahanan tubuh agar ia tak terus menyerang sendi.

Selain obat-obatan, rehabilitasi medik juga perlu dilakukan agar penderita rheumatoid artritis masih bisa beraktivitas dengan baik. Penderita perlu dilatih untuk tetap menggunakan sendi yang mengalami peradangan dalam aktivitas sehari-hari.

Pencegahan

Karena penyebabnya pun belum diketahui, hingga kini tindakan untuk mencegah penyakit rheumatoid artritis juga belum diketahui.