Sukses

Seorang Politikus yang kini menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum.

Informasi Profil

  • Nama LengkapNasrullah
  • Tanggal Lahir10 Juli 1971
  • Tempat LahirPolewali Mandar, Sulawesi Barat
  • KebangsaanIndonesia
  • ProfesiKetua Badan Pengawas Pemilu
  • Pendidikan TerakhirS1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, S2 Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Nasrullah adalah ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum. Pria kelahiran 10 Juli 1971 ini merupakan lulusan dari Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Sebelum terjun dan bergabung dengan Badan PengawaS Pemilihan Umum atau Bawaslu, Nasrullah dikenal sebagai seseorang yang aktif di kampus dan juga organisasi kemasyarakatan. Hal ini berdampak positif terhadap kehidupan sosial Nasrullah yang memiliki banyak teman yang berbeda suku, agama hingga latar belakang sosial. Keputusannya untuk bergabung dengan Bawaslu membuat ia dekat dengan media massa, yang membuat ia memiliki julukan Darling Of News untuk media massa.

Inovasi Bawaslu untuk Pilkada Jakarta dan Yogyakarta 2017

Nasrullah selaku pimpinan Bawaslu menyampaikan arahan serta nasihat kepada jajaran Bawaslu DKI Jakarta dan Panitia Pengawas Kabupaten/kota di DKI Jakarta dalam rangka pengawasan pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 nanti.

Ia juga menambahkan bahwa khusus Pemilihan calon Gubernur juga calon Wakil Gubernur DKI Jakarta juga Walikota Jogjakarta, Bawaslu akan melakukan inovasi dengan pengawasan berbasis IT di tiap-tiap TPS, yang juga diawai langsung oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi peluang kecurangan baik di tingkat kota maupun provinsi.

Konsep Demokrasi yang Berbeda

Nasrullah yang menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas Pemilu memberikan pandangannya tentang arti demokrasi. Ia berujar tak semua negara mampu menjalankan demokrasi secara benar.

Kenyataannya, ia menurutkan, bahwa terjadi banyak penyimpangan akibat perbedaan paradigma dalam memilih kepala daerah atau negara

Menurut Nasrullah, apabila para partisipan pemilu berpandangan bahwa pemilu untuk rakyat maka akan memiliki dampak yang panjang terhadap kesejahteraan dan kemajuan masyarakat.

Namun kini yang terjadi bahwa slogan rakyat untuk pemilu kerap disalahgunakan, karena rakyat seolah-olah dilibatkan padahal dalam prakteknya tidak.

Jika ini terus terjadi, maka akan terjadi stagnansi demokrasi dan menurunnya cita-cita dan tujuan masyarakat