Sukses

Informasi Umum

  • Tentang PerusahaanPT Energy Management Indonesia atau bisa disebut EMI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan sebagai tempat konservasi energi serta pengembangan energi baru terbarukan.
  • Didirikan1987

    Riwayat Singkat

    PT EMI dulunya bernama PT Konservasi Energi Abadi atau disingkat KONEBA. PT KONEBA ini sudah mulai dibentuk sejak tahun 1987. Perusahaan tersebut merupakan gabungan dari lima industri pupuk nasional, yaitu PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. Pupuk Kalimantan Timur, dan PT. Petrokimia Gresik.

    Kemudian pada 1993, PT KONEBA berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perubahan tersebut melalui PP No.2 tahun 1993. Pada saat itu, tujuan Perseroan adalah untuk ikut melaksanakan program Pemerintah di bidang konservasi energi dengan memberikan jasa pelayanan konsultansi konservasi energi yang meliputi pelatihan, audit energi, perekayasaan dan konstruksi dalam arti seluas-luasnya guna meningkatkan efisiensi penggunaan energi yang berwawasan lingkungan.

    Akhirnya pada 2012, PT KONEBA berganti nama lagi menjadi PT Energy Management Indonesia atau yang disebut EMI. Perubahan nama tersebut berdasarkan rencana pengembangan bisnis perusahaan menuju usaha efisiensi energi, konservasi energi, energi baru terbarukan serta konservasi sumber daya alam.

     

    Jadi Anak Usaha PLN, Bertugas Urusi Energi Terbarukan

    PT Energy Management Indonesia (Persero) atau EMI resmi menjadi anak usaha PT PLN (Persero). Perusahaan ini yang akan mengurusi peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) di pembangkit.

    Hal ini sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 - 2030 yang memperbesar porsi energi hijau.

    Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan wajah RUPTL 2021-2030, yang merupakan RUPTL paling green sebagai landasan untuk mencapai Carbon Neutral pada 2060.

    Untuk itu, PLN perlu melakukan sejumlah inisiatif dan strategi bauran energi dari EBT dan mendukung peningkatan porsi EBT pada rencana pembangkit baru.

    EMI resmi menjadi anak usaha PLN Grup setelah dialihkannya seluruh saham Seri B Negara perseroan ke PLN yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2021.

    "EMI diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan mendorong Green Economy di sektor energi dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Kita ketahui, EMI berpengalaman di bidang energi baru terbarukan serta konservasi energi dan lingkungan akan berkontribusi dalam langkah strategis PLN untuk ketahanan energi melalui pencapaian target bauran EBT," ujarnya.

    Pengalaman EMI telah teruji dengan terlibat dalam sejumlah proyek konservasi dan efisiensi energi. Dengan total estimasi konversi energi fosil ke energi ramah lingkungan sekitar 4,1 MW dengan nilai efisiensi Rp 52,86 miliar.

    Guna mendukung RUPTL 2021 - 2030, PLN menyiapkan empat inisiatif untuk mendukung target bauran energi dan porsi EBT dalam pembangkit, yakni:

    - Meningkatkan keberhasilan COD PLTP dan PLTA yang besar kontribusinya terhadap bauran energi- Program Dediselisasi PLTD tersebar menjadi PLTS 1,2 GWp dengan baterai- Pembangunan PLTS 4,7 GW dan PLTB 0,6 GW- Implementasi co-firing biomasa pada PLTU

    Zulkifli mengatakan transisi energi menuju Zero Carbon 2060, merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan bangsa dalam membangun industri EBT dan menciptakan generasi yang lebih baik dari saat ini.

    "Transisi energi bukan hanya dibangun berdasarkan suatu policy, tetapi merupakan awareness PLN dan didukung oleh inovasi EBT yang superior sehingga memungkinkan menggantikan fungsi pembangkit fosil menjadi PLT EBT Baseload," ujarnya.

    EMI akan berkontribusi pada pencapaian target konservasi energi, pertumbuhan ekonomi nasional, serta penurunan emisi karbon.

    Zulkifli menyebutkan, PLN memfokuskan dekarbonisasi energi untuk mengurangi efek gas rumah kaca pada pembangkit listrik dan sektor transportasi dengan target 117 juta ton CO2. Dengan kontribusi EMI pada dekarbonisasi PLN 3,3 juta ton CO2.

    Selain itu, PLN saat ini juga telah menggunakan energi bersih dalam produksi listrik, yakni dengan mengimplementasikan co-firing.

    PLN setidaknya telah memproduksi listrik sebesar 85.015 megawatt per hours (MWh) atau setara 291,1 MW dari implementasi co-firing di 18 lokasi PLTU hingga Juli 2021.