Sukses

Pengertian

Campak Jerman, atau dikenal pula dengan nama rubella, merupakan penyakit akibat infeksi virus rubella. Penyakit ini ditandai dengan demam ringan dan ruam kemerahan di kulit.

Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak. Anak yang terinfeksi campak Jerman umumnya hanya menunjukkan gejala ringan saja. Namun penyakit ini berbahaya jika menyerang ibu hamil karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin yang dikandung. Bahkan bisa menyebabkan keguguran.

Anak-anak yang menderita campak Jerman umumnya menunjukkan gejala yang lebih ringan dibandingkan penderita dewasa. Meski demikian, bukan berarti penyakit ini boleh dianggap remeh karena meski ringan tetap dapat menyebar 

Penyebab

Campak Jerman disebabkan oleh infeksi virus rubella. Virus ini ditularkan melalui percikan air liur atau cairan dari hidung penderitanya. Seseorang dapat menderita penyakit ini bila melakukan kontak dengan penderita campak Jerman yang bersin atau batuk.

Seseorang dapat menularkan virus rubella pada orang lain seminggu sebelum ruam yang merupakan tanda campak Jerman muncul, hingga 1 minggu setelah ruam sembuh. Sedangkan pada wanita hamil, penularan virus ke janin dalam kandungan terjadi lewat aliran darah.

Campak Jerman - KlikDokter.com (luanateutzi/Shutterstock)

Diagnosis

Menentukan diagnosis campak Jerman tidaklah sulit. Dengan mengetahui keluhan yang dialami penderita, melihat ruam kulit yang dialami, dan meraba adanya pembesaran kelenjar getah bening di belakang telinga atau di belakang kepala, umumnya dokter dapat menentukan adanya campak jerman.

Untuk memastikannya, dapat dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap virus penyebab campak jerman (IgM antirubella) melalui pemeriksaan darah.

Gejala

Gejala awal campak Jerman berupa demam ringan (suhu tubuh berkisar antara 37–37,8oC) selama 1–2 hari. Kondisi ini disertai pembesaran kelenjar getah bening di bagian belakang kepala (oksipital) atau di belakang telinga.

Setelah itu, muncul ruam kemerahan di kulit yang dimulai dari daerah wajah, lalu perlahan menyebar ke dada, punggung, hingga ke tangan dan kaki. Ruam tersebut umumnya akan menghilang dalam tiga hari. Keluhan lain yang dapat muncul adalah sakit kepala, nyeri-nyeri sendi, batuk, pilek, atau tidak nafsu makan.

Namun demikian, bila penderita campak Jerman memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia tidak mengalami gejala apapun. Sekalipun tak menunjukkan gejala, penyakit ini tetap bisa menular kepada orang lain yang belum memiliki daya tahan tubuh terhadap infeksi campak jerman.

Bila campak Jerman menyerang ibu hamil, janin yang dikandung dapat menunjukkan adanya sindroma rubella kongenital (congenital rubella syndrome) saat lahir. Sindroma tersebut dapat berupa penyakit jantung bawaan, tuli, katarak, retardasi mental, gangguan penglihatan, gangguan hati, atau gangguan darah.

Pengobatan

Campak jerman akan sembuh dengan sendirinya dalam 3–5 hari. Untuk mempercepat penyembuhan, penderita campak Jerman dianjurkan untuk banyak istirahat. Untuk mengurangi ketidaknyaman yang timbul akibat demam atau nyeri-nyeri sendi, obat parasetamol atau ibuprofen dapat dikonsumsi.

Agar penyakit campak Jerman tak menular kepada orang lain, terutama pada ibu hamil, penderita campak Jerman dianjurkan untuk tak keluar rumah dahulu hingga benar-benar sembuh.

Pencegahan

Cara paling efektif untuk mencegah campak Jerman adalah dengan imunisasi rubella. Imunisasi ini diberikan setidaknya sebanyak dua kali, yaitu saat anak berusia 15 bulan dan 5 tahun.

Di Indonesia, imunisasi ini diberikan dalam bentuk imunisasi MMR (mumps, measles, rubella) atau imunisasi MR (measles, rubella). Imunisasi ini akan memberikan kekebalan terhadap infeksi campak jerman.

Imunisasi MR atau MMR juga dapat diberikan pada orang dewasa yang belum memiliki kekebalan tubuh terhadap infeksi campak Jerman, asalkan ia tidak sedang mengandung. Kekebalan tubuh terhadap campak Jerman sangat penting, terutama bagi wanita usia subur, untuk melindunginya terkena penyakit ini saat hamil. Bila seorang wanita belum memiliki daya tahan tubuh terhadap campak Jerman, sebaiknya ia melakukan imunisasi paling lambat 1 bulan sebelum merencanakan kehamilan.