Begitu masuk ke ruang krematorium, seorang petugas bernama Siti, merangkul Dee Lestari. Air mukanya tampak syok dan berkali mengucap istighfar saking takjub lalu menyampaikan sesuatu. “Selama 15 tahun bekerja di rumah duka, belum pernah dia melihat hasil kremasi sebagus itu. Belum pernah ia menemukan tengkorak sebegitu utuh, tulang teramat putih, berbentuk masih panjang-panjang, bahkan giginya masih rapi,” Dee Lestari berbagi cerita. (Foto: Dok. Instagram @deelestari)

Pengumpulan tulang Reza Gunawan amat mudah dan lancar hingga tiga loyang terisi penuh. Berkaca pada pengalaman, kadang tulang belulang hancur luruh sehingga proses pengumpulan lebih sulit. Siti tak mengenal Reza sebelumnya, tapi dapat merasakan kebaikan hatinya. “Berkali-kali sepanjang prosesi ia ikut menangis haru seakan menangisi keluarga sendiri. Dia merasa Reza berkomunikasi dengannya, mengucapkan terima kasih atas bantuannya,” cuitnya. (Foto: Dok. Instagram @deelestari)

Masih menurut Siti, ia merasakan almarhum titip pesan untuk keluarga terkasih. Isinya kurang lebih, Reza Gunawan tahu keluarganya telah melakukan yang terbaik baginya. “Sesuatu yang kerap saya ragukan dan menjadi kegundahan pribadi: Apakah perbuatan saya sudah cukup? Sudahkah saya memberi yang terbaik?” penulis lagu “Malaikat Juga Tahu” menambahkan. (Foto: Dok. Instagram @deelestari)

Dewi Lestari mengakui, kepergian Reza Gunawan meninggalkan rasa sedih dan kehilangan mendalam. Namun, berbagai momen indah pada kepulangannya, terlalu luar biasa untuk disangkal. “Pada akhirnya, rasa sedih itu tertopang oleh kebahagiaan dan kelegaan. He lived such a brilliant life, and I’m honored to be a part of that life,” Dee Lestari mengakhiri. (Foto: Dok. Instagram @deelestari)