Sukses

Penelitian: Angka Harapan Hidup Global akan Meningkat pada 2050

Temuan ini merupakan bagian dari Global Burden of Diseases, Injuries and Risk Factors Study 2021.

, Washington D.C - Berdasarkan laporan dalam penelitian terbaru, angka harapan hidup global akan meningkat hampir lima tahun pada tahun 2025.

Namun, orang-orang juga diprediksi akan menghadapi kemungkinan gangguan kesehatan, seperti obesitas dan tekanan darah tinggi.

Temuan ini merupakan bagian dari Global Burden of Diseases, Injuries and Risk Factors Study 2021, yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada Kamis (16/5/2024).

"Tren masa depan mungkin sangat berbeda dibandingkan tren masa lalu karena faktor-faktor, seperti perubahan iklim dan peningkatan obesitas serta kecanduan," kata Liane Ong, ilmuwan peneliti utama di Institute for Health Metrics and Evaluation (IHMEE) di University of Washington, yang memimpin penelitian tersebut.

Dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (18/5) Tim Global Burden of Diseases memperkirakan angka harapan hidup diperkirakan akan meningkat dari 71,1 tahun menjadi 76 tahun untuk pria dan dari 76,2 tahun menjadi 80,5 tahun untuk perempuan.

Negara-negara yang saat ini memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang lebih rendah akan mengalami peningkatan terbesar.

"Ini merupakan indikator bahwa meskipun kesenjangan kesehatan antara wilayah berpendapatan tertinggi dan terendah akan tetap ada, kesenjangan tersebut semakin mengecil, dengan peningkatan terbesar diperkirakan terjadi di Afrika Sub-Sahara,” kata Direktur IMHEE Dr. Chris Murray.

Para peneliti mengatakan tren ini sebagian besar didorong oleh langkah-langkah kesehatan masyarakat yang telah mencegah dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dari penyakit seperti penyakit jantung, COVID-19, dan berbagai penyakit menular, penyakit ibu, bayi baru lahir, dan kekurangan gizi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Obesitas Membebani Hasil Kesehatan

Penelitian ini juga menemukan bahwa jumlah tahun yang hilang akibat faktor risiko metabolik seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi telah meningkat hampir 49,4% sejak tahun 2000.

Polusi udara, merokok, dan berat badan lahir rendah juga merupakan kontributor terbesar terhadap jumlah tahun kesehatan yang hilang karena kesehatan yang buruk dan kematian dini.

"Ada peluang besar di masa depan bagi kita untuk memengaruhi masa depan kesehatan global dengan mengatasi peningkatan faktor risiko metabolisme dan pola makan, terutama yang terkait dengan faktor perilaku dan gaya hidup seperti gula darah tinggi, indeks massa tubuh tinggi, dan tekanan darah tinggi. " kata Murray.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.