Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan telah mangambil langkah hati-hati dalam mengambil keputusan untuk menentukan suku bunga acuan (BI Rate).
"Saya ingin sampikan kalau seandainya BI menyesuaikan (BI Rate), tentu kami lakukan kajian hati-hati," kata Agus di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/11/2013).
Agus mengungkapkan, dalam penyesuaian suku bunga acuan yang dilakukan lembaganya akan berdampak pada masyarakat luas. Namun dia menegaskan, hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia sendiri.
"Kami sangat memahami dampak penyesuaian itu pada masyarakata luas, kami juga pahami tujuannya menjaga stabilitas sistem keuangan, inflasi," tuturnya.
Selain menjaga perekonomian Indonesia, lanjut dia, penyesuaian BI Rate juga untuk mempersiapkan Indonesia untuk memenangkan persaingan di tengah gejolak perekonomian global.
"Mempersiapkan Indonesia di kondisi global tidak pasti itu yang kami petimbangkan," tuturnya.
Dengan penyesuaian BI Rate juga bisa mempersiapkan Indonesia menembus perekonomian dunia yang berbeda.
"Kita mempersiapkan diri kondisi ekonomi berbeda, terutama karena harga perubahan. Ada era di mana negara maju belum pulih, kita miliki pertumbuhan lebih baik," pungkasnya.
Seperti diketahui, BI telah menaikkan BI Rate sebesar 175 basis poin menjadi 7,5%. Selain itu, bank sentral juga mengeluarkan bauran kebijakan, diantaranya pengetatan KPR inden, loan to value (LTV), loan to deposit ratio (LDR) dan sebagainya. (Pew/Ndw)
"Saya ingin sampikan kalau seandainya BI menyesuaikan (BI Rate), tentu kami lakukan kajian hati-hati," kata Agus di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/11/2013).
Agus mengungkapkan, dalam penyesuaian suku bunga acuan yang dilakukan lembaganya akan berdampak pada masyarakat luas. Namun dia menegaskan, hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia sendiri.
"Kami sangat memahami dampak penyesuaian itu pada masyarakata luas, kami juga pahami tujuannya menjaga stabilitas sistem keuangan, inflasi," tuturnya.
Selain menjaga perekonomian Indonesia, lanjut dia, penyesuaian BI Rate juga untuk mempersiapkan Indonesia untuk memenangkan persaingan di tengah gejolak perekonomian global.
"Mempersiapkan Indonesia di kondisi global tidak pasti itu yang kami petimbangkan," tuturnya.
Dengan penyesuaian BI Rate juga bisa mempersiapkan Indonesia menembus perekonomian dunia yang berbeda.
"Kita mempersiapkan diri kondisi ekonomi berbeda, terutama karena harga perubahan. Ada era di mana negara maju belum pulih, kita miliki pertumbuhan lebih baik," pungkasnya.
Seperti diketahui, BI telah menaikkan BI Rate sebesar 175 basis poin menjadi 7,5%. Selain itu, bank sentral juga mengeluarkan bauran kebijakan, diantaranya pengetatan KPR inden, loan to value (LTV), loan to deposit ratio (LDR) dan sebagainya. (Pew/Ndw)