Di tengah-tengah pembongkaran pemukiman ilegal yang berada di sisi selatan bantaran Waduk Pluit, Jakarta Utara, ternyata tak sedikit orang yang meraup untung besar. Bahkan, tak tanggung-tanggung, keuntungannya bisa mencapai jutaan rupiah.
Warga Muara Baru, Rudi (43) mengaku dalam sehari bisa mendapatkan uang bersih Rp 500 ribu dari hasil mengais sisa besi-besi bangunan yang ada di reruntuhan bangunan.
"Kalau habis bongkaran gini, sehari bisa dapat Rp 500 ribu. Dari kabel diambil tembaganya sampai besi-besi," kata Rudi di Lokasi Pembongkaran, Pluit, Jakarta Utara, Kamis (24/10/2013).
Meski begitu, dirinya mengaku harus beradu cepat dengan pemulung besi lainnya. Untuk bisa meraup keuntungan lebih, lanjut Rudi, ia dan kawan-kawannya bisa menghabiskan waktu cukup lama untuk membabat habis sisa bangunan yang tersisa.
"Saya sudah tahu juga disini ada bongkar rumah sebelumnya. Sekitar butuh waktu seminggu lebih lah, buat nyisir area dan bawa semua besi dan kabel. Kalau sehari bisa Rp 500 ribu tinggal kali seminggu aja, ya itu yang didapat," jelas Rudi.
Sementara itu, ditemui di tengah-tengah reruntuhan bangunan yang baru saja dibongkar, Slamet Riyadi (37) tanpa rasa takut memajang gerobak es cendol miliknya. Menurut Slamet, banyaknya Satpol PP dan warga yang ingin menyaksikan bongkaran menghasilkan keuntungan yang berlipat.
"Ya nggak takut, emang yang bawa alat berat gak liat-liat orang apa kalau mau bongkar. Kalo bongkaran gini kan pasti banyak yang haus," kata Slamet di lokasi.
Pantauan Liputan6.com, Slamet melayani para pembeli di tengah-tengah runtuhan bangunan. Di terik panas matahari Slamet tak henti-hentinya melayani pembeli. Tak jarang para petugas dan warga sekitar justru mendatangi Slamet tanpa khawatir menginjak paku sisa bangunan. (Tnt/Mut)
Warga Muara Baru, Rudi (43) mengaku dalam sehari bisa mendapatkan uang bersih Rp 500 ribu dari hasil mengais sisa besi-besi bangunan yang ada di reruntuhan bangunan.
"Kalau habis bongkaran gini, sehari bisa dapat Rp 500 ribu. Dari kabel diambil tembaganya sampai besi-besi," kata Rudi di Lokasi Pembongkaran, Pluit, Jakarta Utara, Kamis (24/10/2013).
Meski begitu, dirinya mengaku harus beradu cepat dengan pemulung besi lainnya. Untuk bisa meraup keuntungan lebih, lanjut Rudi, ia dan kawan-kawannya bisa menghabiskan waktu cukup lama untuk membabat habis sisa bangunan yang tersisa.
"Saya sudah tahu juga disini ada bongkar rumah sebelumnya. Sekitar butuh waktu seminggu lebih lah, buat nyisir area dan bawa semua besi dan kabel. Kalau sehari bisa Rp 500 ribu tinggal kali seminggu aja, ya itu yang didapat," jelas Rudi.
Sementara itu, ditemui di tengah-tengah reruntuhan bangunan yang baru saja dibongkar, Slamet Riyadi (37) tanpa rasa takut memajang gerobak es cendol miliknya. Menurut Slamet, banyaknya Satpol PP dan warga yang ingin menyaksikan bongkaran menghasilkan keuntungan yang berlipat.
"Ya nggak takut, emang yang bawa alat berat gak liat-liat orang apa kalau mau bongkar. Kalo bongkaran gini kan pasti banyak yang haus," kata Slamet di lokasi.
Pantauan Liputan6.com, Slamet melayani para pembeli di tengah-tengah runtuhan bangunan. Di terik panas matahari Slamet tak henti-hentinya melayani pembeli. Tak jarang para petugas dan warga sekitar justru mendatangi Slamet tanpa khawatir menginjak paku sisa bangunan. (Tnt/Mut)