Seorang atasan benar-benar harus menjaga ucapannya ke anak buahnya. Menghina anak buahnya atau kerja dengan kondisi yang tidak mood secara tak sadar juga memengaruhi anak buahnya.
"Hati-hati yang menjadi atasan, pengaruhnya besar," kata Hipnoterapis Klinis Dra. MTh. Widya Saraswati, CCH, CT, di SCTV Tower, Jakarta, dan ditulis Kamis (11/7/2013).
"Kalau bosnya gelisah, anak buahnya jadi nggak tenang karena kecipratan energinya," katanya menambahkan.
Widya mengajak membuktikan pernyataannya ini. Cobalah pilih seseorang yang merasa dirinya sehat dalam satu ruangan. Sekelompok teman lantas satu per satu mengucapkan "kamu sakit ya, kok pucat?".
Yang terakhir, si bos juga mengatakan hal yang sama. Menurut Widya, bisa jadi orang itu bakal benar-benar sakit dan pamit pulang. Tentu saja, kondisi ini bisa berhasil jika orang tersebut tak tahu sedang dijadikan kelinci percobaan.
Begitu pula ketika bos sering menghina karyawannya dengan kata `bodoh` yang dilakukannya berulang-ulang, maka bisa jadi memunculkan kondisi 'bodoh' dan pribadi yang tidak percaya diri.
Menurut Widya, ini terjadi karena bos merupakan figur otoritas. Perkataannya bisa langsung diterima di pikiran bawah sadar karyawan dan terprogram di memori karyawan. "Bos itu sebagai gong yang memasukkan program," katanya.
Widya menjelaskan, ada beberapa jalur untuk masuk ke pikiran bawah sadar.
1. Informasi yang disampaikan oleh figur yang dipandang figur otoritas
2. Emosinya sedang tinggi.
3. Repetisi (berulang-ulang)
"Misalnya bos sering bilang kamu bodoh berulang-ulang, si karyawan bisa menjadi seperti yang diucapkan si bos," jelasnya.
4. Identifikasi kelompok (keluarga)
"Contohnya kita keturunan gemuk atau kita keturunan diabetes, ya jadinya seperti itu," ujarnya.
(Mel/*)
"Hati-hati yang menjadi atasan, pengaruhnya besar," kata Hipnoterapis Klinis Dra. MTh. Widya Saraswati, CCH, CT, di SCTV Tower, Jakarta, dan ditulis Kamis (11/7/2013).
"Kalau bosnya gelisah, anak buahnya jadi nggak tenang karena kecipratan energinya," katanya menambahkan.
Widya mengajak membuktikan pernyataannya ini. Cobalah pilih seseorang yang merasa dirinya sehat dalam satu ruangan. Sekelompok teman lantas satu per satu mengucapkan "kamu sakit ya, kok pucat?".
Yang terakhir, si bos juga mengatakan hal yang sama. Menurut Widya, bisa jadi orang itu bakal benar-benar sakit dan pamit pulang. Tentu saja, kondisi ini bisa berhasil jika orang tersebut tak tahu sedang dijadikan kelinci percobaan.
Begitu pula ketika bos sering menghina karyawannya dengan kata `bodoh` yang dilakukannya berulang-ulang, maka bisa jadi memunculkan kondisi 'bodoh' dan pribadi yang tidak percaya diri.
Menurut Widya, ini terjadi karena bos merupakan figur otoritas. Perkataannya bisa langsung diterima di pikiran bawah sadar karyawan dan terprogram di memori karyawan. "Bos itu sebagai gong yang memasukkan program," katanya.
Widya menjelaskan, ada beberapa jalur untuk masuk ke pikiran bawah sadar.
1. Informasi yang disampaikan oleh figur yang dipandang figur otoritas
2. Emosinya sedang tinggi.
3. Repetisi (berulang-ulang)
"Misalnya bos sering bilang kamu bodoh berulang-ulang, si karyawan bisa menjadi seperti yang diucapkan si bos," jelasnya.
4. Identifikasi kelompok (keluarga)
"Contohnya kita keturunan gemuk atau kita keturunan diabetes, ya jadinya seperti itu," ujarnya.
(Mel/*)