Mendapatkan berita yang akurat, tajam, terpercaya di Liputan 6 SCTV tidak terlepas dari peran para koresponden daerah. Misalnya saja kisah pilu Koresponden Liputan 6 SCTV di Aceh, Feri Effendi yang kehilangan istri dan anaknya saat tengah meliput bencana tsunami pada 2004 lalu.
Berita ini secara spesial dibacakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi selaku anchor dadakan dalam rangka HUT ke-17 Liputan 6 SCTV di Jakarta, Senin (20/5/2013).
Liputan 6 SCTV di Aceh, saat menjelang siang hari, Feri bergegas menuju pasar di Banda Aceh, Senin (20/5/2013). Harga cabai, bawang, dan daging belakangan naik cukup tinggi. Berbekal handycam, Feri mulai berburu berita.
Sudah 13 tahun Feri bekerja sebagai koresponden Liputan 6 di Banda Aceh. Menjadi ujung tombak meliput dan melaporkan berbagai peristiwa di Serambi Mekah. Peristiwa yang paling membekas bagi Feri adalah saat tsunami menerjang Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. Saat itu Feri tengah meliput gempa yang mengawali terjadinya tsunami.
Feri selamat dalam peristiwa yang merenggut ratusan ribu warga Aceh itu. Tapi istrinya, Sania dan putrinya, Meutia Savitri hilang dibawa air bah yang membuat rumahnya rata dengan tanah. Sementara putranya selamat setelah tersangkut di pohon kelapa. Setelah peristiwa itu, Feri sempat tidak ingin lagi menjadi wartawan yang kerap meliput tanpa mengenal waktu hingga keluarga terabaikan.
8 Tahun bencana tsunami berlalu. Meski kenangan anak dan istrinya yang hilang kerap membayang, Feri terus bekerja meliput berbagai peristiwa memberikan yang terbaik untuk Liputan 6 SCTV. (Frd/*)
Berita ini secara spesial dibacakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi selaku anchor dadakan dalam rangka HUT ke-17 Liputan 6 SCTV di Jakarta, Senin (20/5/2013).
Liputan 6 SCTV di Aceh, saat menjelang siang hari, Feri bergegas menuju pasar di Banda Aceh, Senin (20/5/2013). Harga cabai, bawang, dan daging belakangan naik cukup tinggi. Berbekal handycam, Feri mulai berburu berita.
Sudah 13 tahun Feri bekerja sebagai koresponden Liputan 6 di Banda Aceh. Menjadi ujung tombak meliput dan melaporkan berbagai peristiwa di Serambi Mekah. Peristiwa yang paling membekas bagi Feri adalah saat tsunami menerjang Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. Saat itu Feri tengah meliput gempa yang mengawali terjadinya tsunami.
Feri selamat dalam peristiwa yang merenggut ratusan ribu warga Aceh itu. Tapi istrinya, Sania dan putrinya, Meutia Savitri hilang dibawa air bah yang membuat rumahnya rata dengan tanah. Sementara putranya selamat setelah tersangkut di pohon kelapa. Setelah peristiwa itu, Feri sempat tidak ingin lagi menjadi wartawan yang kerap meliput tanpa mengenal waktu hingga keluarga terabaikan.
8 Tahun bencana tsunami berlalu. Meski kenangan anak dan istrinya yang hilang kerap membayang, Feri terus bekerja meliput berbagai peristiwa memberikan yang terbaik untuk Liputan 6 SCTV. (Frd/*)
