Sarana Terbatas Hambat Layanan Bidan di Daerah Tertinggal

Masih kurangnya sarana bagi masyarakat pinggiran, perbatasan dan tertinggal, masih menjadi kendala bagi para bidan. Akibatnya layanan yang harus bisa menjangkau seluruh masyarakat tidak bisa optimal.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Mei 2013, 15:25 WIB
Kurangnya sarana dan fasilitas kesehatan bagi masyarakat pinggiran, perbatasan dan tertinggal, masih menjadi kendala bagi para bidan. Akibatnya layanan yang harus bisa menjangkau seluruh masyarakat tidak bisa optimal.

Demikian disampaikan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dr. Emi Nurjasmini M,Kes yang ditemui dalam workshop empat bidan luar biasa di @amerika, Jakarta, Sabtu (4/5/2013).

"Seperti misalnya ketersediaan air bersih. Di beberapa daerah, air masih sulit. Padahal air bersih sangat prinsip untuk mencegah infeksi pada proses persalinan. Ini tantangan kita," kata Emi.

Menurut Emi, jika dibandingkan, antara kota dan desa, pelayanan kesehatan primer desa kira-kira mencapai 83 persen dan kota hanya 17 persen. Hal ini terkait pelayanan tenaga kesehatan yang sudah banyak di perkotaan, sedangkan di desa masih kurang.

"Karena itu, IBI berharap bidan-bidan, bukan hanya bidan pemerintah tapi juga bidan praktik mandiri (swasta) nantinya bisa melayani masyarakat di daerah perbatasan dan tertinggal sesuai standarisasi," ungkapnya.

(Fit/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya