Tak usah jauh-jauh mencari bukti keberadaan alien di Bulan, Mars, atau eksoplanet di luar Tata Surya. Sebab menurut para ilmuwan dari Kazakhstan, ada DNA alien di kode genetik manusia.
Boleh percaya atau tidak, para ilmuwan yakin benar, DNA manusia dikode dengan sinyal ekstraterresterial oleh peradaban alien di masa lalu.
Mereka menyebutnya sebagai "biologi SETI". Para peneliti juga mengklaim kode matematika dalam DNA manusia tak bisa dijelaskan dengan teori evolusi.
Singkatnya, kita hidup dan bernafas sebagai sebuah "alat" bagi sejumlah pesan alien -- yang lebih mudah digunakan ketimbang alat canggih semisal transmisi radio.
"Setelah diperbaiki, kode tersebut mungkin tak berubah selama rentang waktu kosmologis. Faktanya, ia adalah konstruksi paling tahan lama yang pernah diketahui sampai saat ini," demikian tulis para ilmuwan di jurnal ilmiah Icarus, seperti dimuat situs sains Discovery, yang dilansir kembali oleh News.com.au, Rabu (10/4/2013).
"Sekali genom yang tepat ditulis ulang, kode baru dengan tanda tangan alien akan membeku dalam sel dan turunannya, yang mungkin dikirim melalui ruang dan waktu."
Para ilmuwan juga mengklaim bahwa DNA manusia diperintahkan sedemikian tepat yang mengungkap "ansambel pola aritmatika dan ideografik bahasa simbolis".
Hasil penelitian para ahli Kazakhstan mendukung hipotesis sejumlah ilmuwan sebelumnya, yang menyimpulkan bahwa manusia diciptakan "di luar tata surya, beberapa miliar tahun yang lalu".
Juga mendukung hipotesis bahwa Bumi adalah hasil turunan dari bentuk kehidupan antar-bintang yang didistribusikan oleh meteor dan komet.
Namun, teori ini mengandung banyak kelemahan.
Pertanyaannya, jika manusia hanya alat untuk komunikasi alien, pesan rahasia macam apa yang kita bawa dalam DNA kita?
Dan jika kita adalah hasil kreasi alien, siapa yang menciptakan mereka?
"Manusia Adalah Alien"
Senada, sebelumnya, Profesor Chandra Wickramasinghe, yang pernah menjadi pengajar di Cardiff University mengklaim menemukan bukti alien di Bumi. Berujud batu angkasa selebar 2 inci yang diyakini jatuh ke Bumi melalui hujan meteorit.
Ia mengklaim, batu angkasa itu memiliki kandungan fosil rumput laut mikroskopis, serupa dengan yang ditemukan di Bumi.
"Temuan ini memperkuat bukti bahwa kehidupan sejatinya dimulai dari luar Bumi," kata ilmuwan, yang terkenal dengan teorinya, bahwa kehidupan di planet manusia berasal dari luar angkasa. "Kita semua adalah alien. Kita memiliki nenek moyang kosmis yang sama," kata dia, seperti dimuat Daily Mail, Rabu (23/1/2013).
Namun, pendapat itu ditentang dan ditertawakan ilmuwan lain. Ahli lain berpendapat, apa yang terlihat sebagai fosil ekstraterresterial adalah hasil dari kontaminasi dari unsur-unsur Bumi.
Salah satunya, Monica Grady, pengajar Fakultas Sains dari Open University. "Ada inkonsistensi yang serius pada data yang ia sajikan dalam makalah," kata dia. "Yang utama, batu yang ia temukan belum terbukti bahwa benar itu adalah meteorit." (Ein)
Boleh percaya atau tidak, para ilmuwan yakin benar, DNA manusia dikode dengan sinyal ekstraterresterial oleh peradaban alien di masa lalu.
Mereka menyebutnya sebagai "biologi SETI". Para peneliti juga mengklaim kode matematika dalam DNA manusia tak bisa dijelaskan dengan teori evolusi.
Singkatnya, kita hidup dan bernafas sebagai sebuah "alat" bagi sejumlah pesan alien -- yang lebih mudah digunakan ketimbang alat canggih semisal transmisi radio.
"Setelah diperbaiki, kode tersebut mungkin tak berubah selama rentang waktu kosmologis. Faktanya, ia adalah konstruksi paling tahan lama yang pernah diketahui sampai saat ini," demikian tulis para ilmuwan di jurnal ilmiah Icarus, seperti dimuat situs sains Discovery, yang dilansir kembali oleh News.com.au, Rabu (10/4/2013).
"Sekali genom yang tepat ditulis ulang, kode baru dengan tanda tangan alien akan membeku dalam sel dan turunannya, yang mungkin dikirim melalui ruang dan waktu."
Para ilmuwan juga mengklaim bahwa DNA manusia diperintahkan sedemikian tepat yang mengungkap "ansambel pola aritmatika dan ideografik bahasa simbolis".
Hasil penelitian para ahli Kazakhstan mendukung hipotesis sejumlah ilmuwan sebelumnya, yang menyimpulkan bahwa manusia diciptakan "di luar tata surya, beberapa miliar tahun yang lalu".
Juga mendukung hipotesis bahwa Bumi adalah hasil turunan dari bentuk kehidupan antar-bintang yang didistribusikan oleh meteor dan komet.
Namun, teori ini mengandung banyak kelemahan.
Pertanyaannya, jika manusia hanya alat untuk komunikasi alien, pesan rahasia macam apa yang kita bawa dalam DNA kita?
Dan jika kita adalah hasil kreasi alien, siapa yang menciptakan mereka?
"Manusia Adalah Alien"
Senada, sebelumnya, Profesor Chandra Wickramasinghe, yang pernah menjadi pengajar di Cardiff University mengklaim menemukan bukti alien di Bumi. Berujud batu angkasa selebar 2 inci yang diyakini jatuh ke Bumi melalui hujan meteorit.
Ia mengklaim, batu angkasa itu memiliki kandungan fosil rumput laut mikroskopis, serupa dengan yang ditemukan di Bumi.
"Temuan ini memperkuat bukti bahwa kehidupan sejatinya dimulai dari luar Bumi," kata ilmuwan, yang terkenal dengan teorinya, bahwa kehidupan di planet manusia berasal dari luar angkasa. "Kita semua adalah alien. Kita memiliki nenek moyang kosmis yang sama," kata dia, seperti dimuat Daily Mail, Rabu (23/1/2013).
Namun, pendapat itu ditentang dan ditertawakan ilmuwan lain. Ahli lain berpendapat, apa yang terlihat sebagai fosil ekstraterresterial adalah hasil dari kontaminasi dari unsur-unsur Bumi.
Salah satunya, Monica Grady, pengajar Fakultas Sains dari Open University. "Ada inkonsistensi yang serius pada data yang ia sajikan dalam makalah," kata dia. "Yang utama, batu yang ia temukan belum terbukti bahwa benar itu adalah meteorit." (Ein)