Liputan6.com, Jakarta - Kapten Argentina Lionel Messi bakal kembali menggoreskan rekor saat menghadapi Kroasia pada semifinal Piala Dunia 2022. Dia akan melakoni laga ke-25 di Lusail Iconic Stadium, Rabu (14/12/2022) dini hari WIB.
Di angka itu, Messi bakal menyamai legenda Jerman Lothar Matthaus yang berdiri sendirian. Saat ini pemain Paris Saint-Germain itu berada di urutan kedua bersama pemain Jerman lainnya, Miroslav Klose.
Advertisement
Asalkan tidak cedera atau terkena sanksi disiplin, Messi dipastikan akan melewati Matthaus. Terlebih jika Argentina meraih kemenangan dan lolos ke final Piala Dunia 2022. Pasalnya, Messi merupakan pemimpin La Albiceleste dan pasti jadi andalan dalam usaha merebut gelar.
Tapi jika menderita kekalahan, semangat Messi melampaui Matthaus akan diuji. Pasalnya, pertandingan perebutan tempat ketiga tidak memiliki makna besar.
Berikut pemain dengan jumlah penampilan terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia:
25 Pertandingan: Lothar Matthaus (Jerman)
24 Pertandingan: Miroslav Klose (Jerman), Lionel Messi (Argentina)
23 Pertandingan: Paolo Maldini (Italia)
22 Pertandingan: Cristiano Ronaldo (Portugal)
21 Pertandingan: Diego Maradona (Argentina), Uwe Seeler (Jerman), Wladysław Zmuda(Polandia)
20 Pertandingan: Cafu (Brasil), Philipp Lahm (Jerman), Grzegorz Lato (Polandia), Javier Mascherano (Argentina), Bastian Schweinsteiger (Jerman)
Masuk Final 2014
Messi mengikuti 24 laga dalam lima edisi Piala Dunia ketika Argentina mengalahkan Belanda pada perempat final Qatar 2022. Dia melakoni debut melawan Serbia-Montenegro pada pertandingan fase grup edisi 2006.
Eks bintang Barcelona ini menghasilkan 10 gol, tertinggi bagi Argentina bersama Gabriel Batistuta. Messi juga mencetak tujuh assist.
Capaian terbaiknya sejauh ini adalah membawa Argentina lolos ke final edisi 2014. Di laga itu La Albiceleste harus mengakui keunggulan Jerman 0-1.
Advertisement
Sisihkan Belanda
Messi teranyar membawa Argentina menyingkirkan Belanda pada perempat final Piala Dunia 2022. Dia menyebut capaian itu terjadi karena bantuan Diego Maradona.
"Kami meninggalkan itu di lapangan bersama orang-orang kami," kata Messi usai laga seperti dikutip Fot Mob. "Kami menikmati momen itu baik di sini maupun di Argentina. Masyarakat sangat antusias, kami berada di antara empat semifinalis."
"Sekarang kami memiliki beban di pundak kami, dan kami telah mengatakan ini sejak awal: Diego mendukung kami dari surga," ucap pemain berjuluk La Pulga itu.
Messi tahu seberapa dekat Argentina dengan eliminasi. Tapi, dia tak merasa pertandingan seharusnya berjalan sejauh itu karena gol kedua Wout Weghorst yang datang dari tendangan bebas pada menit ke-101 kontroversial.
"Ada banyak kekecewaan ketika mereka menyamakan kedudukan, yang sangat tidak adil," kata Messi. "Itu datang dari set-piece yang menurut saya bukan pelanggaran."
"Saya tidak ingin berbicara tentang wasit, Anda bisa dihukum dan Anda tidak bisa jujur. Dia tidak memenuhi standar dan dia keras pada kami," ucap Messi menambahkan.
"Ketika Lautaro Martinez mencetak gol, ada beban besar di dada kami. Kami bisa saja tersingkir setelah unggul 2-0."
Serang Van Gaal
Messi juga berkomentar pedas untuk pelatih Belanda Louis van Gaal. Menurutnya, Van Gaal hanya bisa menerapkan strategi long ball dengan menempatkan pemain-pemain berpostur tinggi untuk merebut bola di kotak penalti lawan.
"Dia (van Gaal) menjual bisa bermain sepak bola dengan baik, tetapi yang dia lakukan hanyalah melempar jauh bola," kata Messi.
Padahal, menurut Messi, Argentina yang memiliki keuntungan jika bermain adu penalti di Piala Dunia. Argentina merupakan tim yang paling sering menang adu penalti di Piala Dunia, yaitu empat dari lima laga yang berakhir dengan babak tos-tosan.
Pada Piala Dunia 2014 juga Argentina sudah membuktikannya di hadapan Van Gaal. Pada babak semifinal, La Abicaleste menumbangkan Belanda yang juga dilatih Van Gaal 4-2 lewat adu penalti.
Advertisement