Nanovest Gelar Edukasi Investasi Aset Digital di 18 Kota

Tingginya rasa ingin tahu masyarakat tentang manfaat berinvestasi dengan instrumen investasi aset digital, menjadi motivasi Nanovest untuk terus mengadakan kegiatan edukasi.

oleh Iskandar diperbarui 04 Agu 2022, 14:00 WIB
NanoArmy Roadshow Event. Dok: Nanovest

Liputan6.com, Jakarta - Nanovest, startup yang bergerak di industri financial technology (fintech) yang fokus di bidang investasi, menggelar rangkaian kegiatan edukasi investasi aset digital di sejumlah kota di Indonesia.

Program bertajuk 'NanoArmy Roadshow Event' ini diadakan di 18 kota besar di Indonesia. Beberapa di antaranya Banyuwangi, Sambas, Surabaya, Banjar, Bengkulu hingga Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Head of Community Nanovest, Genta Mansyur, mengatakan tingginya rasa ingin tahu masyarakat tentang manfaat berinvestasi dengan instrumen investasi aset digital, menjadi motivasi Nanovest untuk terus mengadakan kegiatan edukasi.

"Dibantu dengan NanoArmy, kami berharap aset digital bukan menjadi sebuah produk yang terdengar asing oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi manfaat dan keuntungannya dapat dirasakan bagi siapa saja yang mau memulainya," ujar Genta melalui keterangannya, Kamis (4/8/2022).

Peserta yang hadir di acara ini terlebih dahulu mengunduh aplikasi Nanovest dan verifikasi data diri.

Lebih dari 600 pengguna baru Nanovest teregistrasi selama Roadshow berlangsung. Nanovest juga memberikan aset awal berupa saldo senilai Rp 25.000 kepada para peserta.

"Dalam kegiatan NanoArmy Roadshow Event tidak hanya sekadar menambah pengguna baru bagi Nanovest, tetapi juga menjadi pengalaman baru dan unik bagi sebagian peserta yang baru pertama kali mencoba komoditas digital melalui platform Nanovest," ucap Genta.

Nanovest ke depannya akan menggelar kegiatan-kegiatan yang lebih menarik. Salah satunya program Campus Roadshow dengan menargetkan lebih dari 50 universitas di Indonesia.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Riset: 52 Persen Investor Asia Miliki Aset Digital Termasuk Kripto

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Perkembangan investasi aset kripto menunjukkan hal positif. Sebuah riset terbaru mengungkap aset kripto sudah menjadi salah satu portofolio investasi dari banyak investor ritel di Asia, termasuk Indonesia.

Penelitian Accenture menyebutkan setengah atau 52 persen dari investor Asia memiliki aset digital dalam portofolio mereka, baik aset kripto, stablecoin, NFT maupun crypto funds selama kuartal I 2022.

Accenture mengatakan survei dilakukan dengan lebih dari 3.200 klien di seluruh China, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Perusahaan mendefinisikan klien mereka sebagai investor kaya yang mengelola aset dapat diinvestasikan antara USD 100.000 (Rp 1,4 miliar) hingga USD 1 juta (Rp 14,5 miliar).

Rata-rata 7 persen dari portofolio koresponden yang disurvei, menjadikannya aset digital sebagai kelas aset terbesar kelima bagi investor di Asia. Menariknya, investor di Thailand dan Indonesia memiliki persentase aset digital terbesar dalam portofolio mereka dibandingkan dengan investor di negara lain.

Alokasi investasi aset digital di Indonesia masih jauh unggul dibandingkan negara seperti India, Singapura, Jepang dan China.

Di Indonesia, aset digital termasuk kripto memiliki porsi 9 persen dibandingkan dengan alokasi untuk mata uang asing (5 persen), komoditas (6persen), barang koleksi (8 persen), properti (13 persen) hingga saham (15 persen).

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

Aset Kripto Bisa Jadi Pilihan

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

VP Growth Tokocrypto, Cenmi Mulyanto melihat hasil survei ini sebagai pembuktian  para investor ritel sudah confidence dengan aset digital, seperti kripto, stablecoin, NFT dan lainnya sebagai portofolio mereka untuk mendapatkan keuntungan.

“Kripto sebagai aset digital kini sudah dilihat sebagai aset yang menjanjikan. Meski, saham masih mendominasi portofolio investasi, lambat laun para investor diyakini akan mulai mempelajari aset kripto. Terjadi perubahan perilaku investor khususnya di kalangan anak muda yang mulai melihat kripto sebagai ruang baru yang menjanjikan,” tutur Cenmi dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (12/6/2022).

Cenmi menuturkan, faktor yang mendukung berkembangnya perdagangan aset kripto di Indonesia salah satunya adalah penawaran balik hasil tinggi yang tidak kalah dengan instrumen investasi lainnya.

Namun, ia kembali mengingatkan investasi di sektor ini high risk, high return. Kondisi ekonomi yang kurang kondusif juga mendorong investor lokal untuk mencari peluang investasi tambahan.

“Tingkat adopsi kripto yang tinggi dapat, dikaitkan dengan ancaman kenaikan inflasi, yang memaksa investor Indonesia untuk beralih ke kripto sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian," tutur dia.

"Tidak mengherankan jika orang Indonesia mencari solusi keuangan alternatif untuk mempertahankan nilai tabungan mereka, lewat kripto ini, walaupun mengandung risiko cukup tinggi," ia menamnbahkan.

4 dari 5 halaman

Penetrasi Pasar

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Selain itu, penetrasi pasar terhadap tingginya penggunaan smartphone, banyaknya penduduk usia produktif yang menggunakan smartphone, serta tumbuhnya perhatian dan ketertarikan milenial terhadap inovasi teknologi. Munculnya, NFT turut meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap investasi aset kripto.

“Pasar yang menjadi target investor aset kripto di Indonesia adalah penduduk usia produktif 23- 44 tahun. Rentang usis tersebut sudah memiliki rencana keuangan yang baik hingga pendapatan yang tetap. Mereka juga tertarik dengan teknologi blockchain yang mendukung eksistensi kripto sebagai aset digital yang kini menjadi bagian dari gaya hidup anak muda, seperti NFT,” kata Cenmi.

Peminat aset kripto terus meningkat di Indonesia. Menurut data Bappebti, transaksi tiga bulan pertama (Januari—Maret) pada 2022 yang telah mencapai Rp 130,2 triliun.

Selain itu, rata-rata kenaikan pelanggan aset kripto mengalami penambahan sebesar 740.523 pelanggan tiap bulan. Hingga kuartal I 2022, aset kripto di Indonesia tercatat memiliki 12,8 juta investor.

Perlu diketahui populasi investor kripto di Indonesia hanya terdiri dari sekitar 2,7 persen dari total populasi, 272 juta. Maka dari itu, masih sangat besar potensi yang belum dimanfaatkan di Indonesia dalam hal adopsi dan pertumbuhan aset kripto.

5 dari 5 halaman

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya