500 Ton Ikan di Danau Maninjau Mati Berjemaah, Ada Apa?

Fenomena ini sudah berulangkali terjadi akibat tercemarnya air Danau Maninjau.

oleh Novia Harlina diperbarui 16 Des 2021, 18:55 WIB
Ikan jenis nila mati massal di Danau Maninjau. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Agam - Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat beberapa waktu terakhir menyebabkan ikan jenis nila mati mendadak di dalam Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau. Setidaknya, 500 ton ikan mengambang di permukaan danau.

Camat Tanjung Raya, Handria Asmi mengatakan matinya ikan penambak KJA itu sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Dari hari ke hari jumlahnya bertambah hingga mencapai 500 ton.

"Iya ada empat nagari (desa adat) yang mengalami fenomena ini, yakni Nagari Koto Kaciak, Tanjuang Sani, Koto Gadang dan Nagari Koto Malintang," katanya, Rabu (15/12/2021).

Ia menyebut matinya ikan itu karena cuaca yang ekstrem dan sering berubah-ubah. Kadang panas, kadang hujan deras dengan angin kencang.

Apalagi, lanjut Handria, bulan November hingga Februari musim pancaroba, sehingga menimbulkan fenomena upweeling atau penurunan suhu air dalam danau.

"Ikan-ikan itu mati lantaran terjadinya penurunan suhu air danau akibat umbalan atau upweeling," jelasnya.

Guna mengantisipasi semakin banyaknya ikan yang mati, Handria mengimbau pemilik KJA di Danau Maninjau yang lain agar segera memanen ikannya, atau memindahkan ke kolam darat.

"Untuk ikan yang mati, kita minta pemilik keramba agar membersihkan dari danau dengan menguburkannya ke darat," ujarnya.

Sementara, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Agam, Rosva Dewira juga membenarkan ikan mati massal di Danau Maninjau itu, sejak sepekan terakhir.

"Rata-rata ikan yang mati itu, hampir siap panen dan terparah di kawasan Nagari Koto Kaciak," ujarnya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Persoalan Klasik

Sebelumnya, persoalan tercemarnya Danau Maninjau sudah mendapat sorotan dari sejumlah pihak, termasuk pemerintah pusat.

Data pada 2019, jumlah keramba jaring apung yang ada di Danau Maninjau mencapai 17.000 unit. Sedangkan daya tampung hanya 6.000 keramba.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa juga telah melakukan peninjauan langsung ke Danau Maninjau.

Dalam kunjungan itu, ia mengatakan, Danau Maninjau berdasarkan hasil penelitian LIPI terjadi penurunan status tropik, dalam waktu hampir 100 tahun.

"Dari oligotropik tahun 1929, menjadi hipertropik di 2016, maka secara kumulatif terjadi perubahan yang luar biasa," ujarnya.

Bahkan, dia mengatakan, tercemarnya air danau terlihat jelas, yang diakibatkan oleh sisa pakan ikan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya