Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak 36 warga binaan dan anak Lapas I Malang Kanwil Kemenkumham Jatim, mengikuti masa orientasi siswa baru. Layaknya anak kelas 1 SD yang baru masuk kelas, mereka berjalan beriringan dan sedikit ragu-ragu mau bertemu guru, serta masih malu-malu.
Mereka mengenakan seragam berwarna merah dan putih yang sudah rapi, rambut klimis terlihat necis, bau badan juga sudah wangi. Sambil membawa buku catatan, mereka bergegas ke ruang kelas.
Advertisement
Setelah masuk kelas, warga binaan ini diberikan topi yang terbuat dari kertas. Tujuannya, untuk mengetahui nama dan kelompok satu sama lain. Bagik antar peserta dan guru pun lebih mudah berkomunikasi.
“Ini hari pertama mereka masuk tahun ajaran baru,” ujar Kalapas I Malang RB Danang Yudiawan, ditulis Senin (6/9/2021).
Para warga binaan dan anak lapas yang terletak di daerah Lowokwaru itu memang tidak sekolah di luar tembok lapas. Mereka belajar di ruang kelas yang dikelola Pusat Kesetaraan Pendidikan (PKP) lapas yang sudah ada sejak zaman Belanda itu.
Pihak lapas menyediakan sarana untuk belajar mengajar serta perpustakaan yang dipersiapkan untuk seluruh warga binaan yang ingin membaca dan meminjam buku.
“PKP Lapas Malang juga menyediakan layanan bagi warga binaan dan anak yang ingin mengikuti program kesetaraan pendidikan di tingkat Kelas Buta Huruf, Setingkat SD, SMP, maupun SMA,” ucap Danang.
Nah, hari ini PKP melakukan kegiatan Masa Orientasi Siswa Baru. Kegiatan ini didampingi oleh pembina, pengajar, serta Pengelola Perpustakaan Lapas Malang. Program ini memang dilakukan secara periodik setiap tahunnya. Dengan peserta yang berbeda-beda.
“Setiap peserta nantinya akan mendapatkan ijazah dan juga mengikuti wisuda layaknya sekolah normal,” ujar Danang.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembinaan Mandiri
Kakanwil Kemenkumham Jatim Krismono menyatakan, kegiatan ini masuk dalam ranah pembinaan kemandirian. Pihaknya selalu mendorong agar warga binaan tetap berkarya di dalam keterbatasan dan kondisi apapun.
“Kami akan memfasilitasi, agar mereka punya semangat belajar dan meningkatkan kompetensinya saat bebas nanti,” ucap Krismono.
Krismono menegaskan, keterbatasan di dalam tembok jeruji sama sekali tidak mematahkan harapan dan keinginan warga binaan. Terutama untuk meraih cita-citanya.
“Kami all out mendukung kegiatan tersebut, kami akan memenuhi sarana prasarana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran,” ujarnya.
Advertisement