Polisi masih mengejar pelaku penyerbuan dan pembakaran Mapolsek Pirime, di Lany Jaya, Papua yang menewaskan tiga aparat, termasuk Kapolsek Ipda Rolfi Takubesi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Boy Rafli Amar menyebut, pelaku diketahui berjumlah lebih dari 10 orang. Apakah pelakunya terkait dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM)? "Segala sesuatu bisa saja, yang jelas faktanya seperti itu, mereka menyerang dan membakar," kata dia di Mabes Polri, Selasa (27/11/2012).
Soal motif, polisi menduga komplotan itu berniat merampas senjata yang ada di Mapolsek. Ada tiga senjata yang dirampas, dua laras panjang dan satu pistol milik Kapolsek. "Selama ini keberadaan kelompok-kelompok ini melakukan penyerangan dan merebut senjata api," kata dia.
Biasanya mereka memanfaatkan aspek geografis yang sulit dijangkau. Juga memperhatikan soal waktu. "Pada saat anggota tidak dalam posisi siaga," kata dia.
Upaya komplotan ini umumnya dilakukan secara sporadis. "Lalu mereka melarikan diri ke daerah-daerah yang sulit dijangkau," tutur Boy.
Biasanya, pelaku kabur ke dataran tinggi. "Yang tidak mudah melakukan pengejaran. Sementara personel kami jumlahnya minim, rata-rata di bawah 30 orang."
Penyerangan ke Mapolsek Pirime dilakukan Selasa pagi sekitar pukul 05.00 WIT. Tak hanya menyerang dengan senjata api, pelaku juga membakar kantor Mapolsek dan merampas senjata.
Selain kapolsek, dua anggota polisi, Briptu Daniel Makuker dan Briptu Jefri Rumkorem juga tewas dengan luka bakar dan tembak. Sementara polisi keempat berhasil menyelamatkan diri. (EIN)
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Boy Rafli Amar menyebut, pelaku diketahui berjumlah lebih dari 10 orang. Apakah pelakunya terkait dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM)? "Segala sesuatu bisa saja, yang jelas faktanya seperti itu, mereka menyerang dan membakar," kata dia di Mabes Polri, Selasa (27/11/2012).
Soal motif, polisi menduga komplotan itu berniat merampas senjata yang ada di Mapolsek. Ada tiga senjata yang dirampas, dua laras panjang dan satu pistol milik Kapolsek. "Selama ini keberadaan kelompok-kelompok ini melakukan penyerangan dan merebut senjata api," kata dia.
Biasanya mereka memanfaatkan aspek geografis yang sulit dijangkau. Juga memperhatikan soal waktu. "Pada saat anggota tidak dalam posisi siaga," kata dia.
Upaya komplotan ini umumnya dilakukan secara sporadis. "Lalu mereka melarikan diri ke daerah-daerah yang sulit dijangkau," tutur Boy.
Biasanya, pelaku kabur ke dataran tinggi. "Yang tidak mudah melakukan pengejaran. Sementara personel kami jumlahnya minim, rata-rata di bawah 30 orang."
Penyerangan ke Mapolsek Pirime dilakukan Selasa pagi sekitar pukul 05.00 WIT. Tak hanya menyerang dengan senjata api, pelaku juga membakar kantor Mapolsek dan merampas senjata.
Selain kapolsek, dua anggota polisi, Briptu Daniel Makuker dan Briptu Jefri Rumkorem juga tewas dengan luka bakar dan tembak. Sementara polisi keempat berhasil menyelamatkan diri. (EIN)