Gunakan Listrik PLN, Petani di Soppeng Berhemat Hingga 50 Persen

Dengan adanya program Electrifying Agriculture, PLN berharap dapat menggenjot produktifitas pertanian

oleh Athika Rahma diperbarui 21 Mar 2021, 13:00 WIB
Petani di Desa Panincong, Kelurahan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan dapat menghemat biaya operasional hingga 50 persen dengan adanya pasokan listrik dari PT PLN. Dok PLN

Liputan6.com, Jakarta Petani di Desa Panincong, Kelurahan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan dapat menghemat biaya operasional hingga 50 persen dengan adanya pasokan listrik dari PT PLN

Melalui Program Electrifying Agriculture, pasokan listrik PLN bisa  teralirkan terus menerus yang ikut meningkatkan produksi gabah para petani.

General Manager PLN UIW Sulselrabar Awaluddin Hafid menjelaskan, PLN sangat mendukung program Electrifying Agriculture untuk meningkatkan produktifitas para petank.

"Dengan program ini tentu akan mempermudah petani dalam penghematan dan produksi," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (21/3/2021).

Menurut Awaluddin, petani dapat menghemat biaya operasional hingga 50 persen dengan adanya listrik. Selain itu, pasokan listrik yang terus menerus juga akan meningkatkan produksi gabah para petani.

Untuk melayani sebanyak 13 petani dengan total daya 41.200 Volt Ampere (VA) di Desa Panincong, PLN membangun jaringan listrik sepanjang dua kilometer sirkuit (kms) Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan memancang 20 tiang.

Dengan adanya program Electrifying Agriculture, PLN berharap dapat menggenjot produktifitas pertanian karena dengan hadirnya listrik biaya operasional petani bisa menjadi lebih murah.

 

2 dari 2 halaman

Pengakuan Petani

Petani di Desa Panincong, Kelurahan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan dapat menghemat biaya operasional hingga 50 persen dengan adanya pasokan listrik dari PT PLN. Dok PLN

Adapun, manfaat ini dirasakan secara nyata oleh para petani. Dengan menggunakan listrik, petani memperoleh manfaat dari segi operasional, efisiensi, dan produktifitas.

Syamril, salah seorang petani di Desa Panincong dapat menghemat biaya operasional dengan hadirnya listrik di sawahnya.

Sebelumnya, untuk mengoperasikan pompa air untuk mengairi sawahnya, ia membutuhkan rata-rata 3 kg tabung gas dengan biaya sebesar Rp 58.000 per hari.

Menurutnya, apabila menggunakan listrik mereka hanya membutuhkan Rp 30.000,- untuk membeli token listrik dan menyalakan pompa airnya dalam satu hari penuh.

"Penghematan yang saya dapat adalah Rp 28.000,- setiap harinya, artinya estimasi dalam satu tahun saya bisa menghemat sampai Rp 10.220.000," tutur Syamril.

"Selain itu, penggunaan listrik juga praktis dan andal. Saya tidak perlu jauh-jauh ke sawah pada malam hari untuk mengecek tabung gas apakah habis atau tidak karena dengan adanya listrik pompa dapat menyala terus menerus," ungkapnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya