Satgas Ungkap Berbagai Alasan yang Bikin Orang Enggan Tes COVID-19

Satgas mengungkapkan beberapa alasan seseorang enggan melakukan tes COVID-19, di antaranya terkait juga dengan ekonomi dan stigma jika dinyatakan positif

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Nov 2020, 14:53 WIB
Paramedis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab di Stasiun Bojonggeder, Jawa Barat, Senin (11/05/2020). Tes swab dan rapid dilakaukan sebagai salah satu metode untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran Covid-19 di moda transportasi KRL Commuter Line. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengungkapkan bahwa ada banyak alasan yang membuat seseorang enggan untuk menjalani tes COVID-19.

"Ada sebab ekonomi, ada sebab budaya, ada sebab stigma, ada bermacam-macam," kata Turro Wongkaren, Tim Pakar Satgas COVID-19 Bidang Perubahan Perilaku.

Dalam dialog dari Graha BNPB, Jakarta kemarin, Turro mengungkapkan salah satu penyebabnya adalah terkait ekonomi. Ia mengatakan, ketika dinyatakan positif, orang khawatir terganggu dari sisi finansialnya.

"Bisa jadi dia tidak boleh masuk kantor. Khususnya mereka di kalangan sosial ekonominya bawah, mereka jadi tidak bisa dapat uang makan, atau tidak bisa kerja, nanti keluarganya makan apa, jadi itu perlu ditangani," kata Turro dikutip Rabu (25/11/2020).

Masalah lain yang juga diungkap oleh Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas itu adalah tes COVID-19 yang seringkali membingungkan masyarakat.

"Kalau saya sering dapat orang bingung tentang apa bedanya rapid test dengan swab. Rapid test juga bermacam-macam."

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Takut Dapat Stigma Jika Positif

Salah satu sampel saat Swab Test COVID 19 oleh petugas Puskesmas Kecamatan Gambir di kawasan jalan Juanda, Jakarta, Selasa (16/6/2020). Tes Swab untuk mencari warga positif Covid-19 tanpa gejala ini menyasar petugas PPSU dan para pedagang Pasar Ceylon. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, Turro juga mengatakan bahwa tidak bisa dipungkiri bahwa pada umumnya, tidak semua tes 100 persen akurat. Ada yang namanya false negative atau false positive.

"Sayangnya ini yang membuat terkadang masyarakat, 'ini benar tidak sih?'"

Hal lain yang juga membuat masyarakat enggan dites adalah banyaknya istilah-istilah terkait pemeriksaan COVID-19, serta masalah kenyamanan masyarakat untuk menjalani pemeriksaan.

"Bayangkan kalau seseorang harus ke rumah sakit, kemudian harus antri berjam-jam, mungkin tidak sampai, tetapi di tempat menunggu justru takut kena COVID di situ."

Stigma juga membuat seseorang sungkan untuk melakukan tes COVID-19. "Orang takut kalau dia nanti positif atau reaktif, apa kata orang. Dia juga takut kalau harus dikucilkan oleh keluarga besar."

"Jadi begitu banyak hal yang membuat seseorang tidak mau dites, saya pikir kita perlu mencatat semuanya itu."

3 dari 3 halaman

Infografis Seluk-beluk Tes Medis Corona.

Infografis Seluk-beluk Tes Medis Corona. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya