Peneliti Ini Klaim Ciptakan Masker yang Bisa Bunuh Virus Corona

Baru-baru ini peniliti asal Israel mengklaim telah menemukan masker yang bisa membunuh virus Corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2020, 17:18 WIB
ilustrasi berlibur tetap menggunakan masker/pexels

Liputan6.com, Jakarta - Hampir seluruh masyarakat di berbagai negara hingga kini hidup di tengah pandemi Corona atau Covid-19. Publik pun diminta untuk lebih peduli dengan kesehatan diri dan protokol kesehatan ketika berada di tempat umum agar tidak terinfeksi virus Corona.

Menggunakan masker ketika berpergian ke luar rumah pun wajib diterapkan. Namun, baru-baru ini peniliti asal Israel mengklaim telah menemukan masker yang bisa membunuh virus Corona.

 

Melansir dari South China Morning Post, Minggu (21/6/2020), masker tersebut bisa bersih secara otomatis menggunakan panas dari alat pengisi baterai. Masker yang bisa digunakan berulang kali ini dilengkapi USB port yang menghubungkannya dengan charger ponsel.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Panas yang Dihasilkan Bisa Membunuh Virus

Inovasi masker yang diklaim bisa membunuh virus corona baru. (dok. screenshot video Twitter @SCMPNews)

Sumber power tersebut diklaim bisa memanaskan serat bagian dalam masker hingga 70 derajat Celcius. Proses disinfeksi masker ini diklaim berlangsung setidaknya sampai 30 menit untuk sepenuhnya membersihkan virus yang menempel.

"Panas yang dihasilkan, yakni suhu antara 65--70 derajat Celcius, lebih dari cukup untuk membunuh virus," kata Faculty of Materials Science and Engineering Technion University, Yair Ein-Eli.

Para peneliti juga mengklaim bahwa masker tersebut bisa dipanaskan lusinan kali tanpa menyebabkan kerusakan sama sekali.

3 dari 3 halaman

Pendekatan Lebih Bersahabat

Inovasi ini diharapkan bisa mengatasi kelangkaan masker selama masa pandemi. "Dunia medis selalu memanfaatkan barang tak bisa digunakan kembali. Selama pandemi, demi menutup berbagai permintaan, setidaknya kita membutuhkan lima miliar masker," tutur Ein-Eli.

Melihat angka tersebut, di tahun depan, sambung Ein-Eli, dunia akan melihat sampah baru yang ternyata tak bagus secara ekonomi, juga lingkungan.

"Makanya kita harus membuatnya jadi bisa dipakai kembali dan bersahabat. Inilah solusi yang kami tawarkan," katanya.

Penulis:

Asnida Riani

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya