Bupati Bogor Sesalkan Banyak Warga Masih Bekerja ke Jakarta saat PSBB

Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan para penumpang masih duduk saling berdekatan di dalam KRL meski PSBB diberlakukan.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 20 Apr 2020, 15:08 WIB
Rata-rata pasien positif terinfeksi virus corona COVID-19 yang berasal dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat lantaran tertular di KRL.

Liputan6.com, Jakarta - Tak seperti biasanya, stasiun kereta api rel listrik (KRL) Bogor pada hari keenam penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB) di kota itu sepi penumpang, Senin (20/4/2020) pagi. Pemandangan berbeda terjadi di Stasiun Cilebut dan Bojonggede.

Calon penumpang masih terlihat antrean di loket pengisian kartu trip maupun peron di dua stasiun tersebut.

Begitu pula di gerbong kereta, jarak antarpenumpang masih berdekatan. Padahal, PT KAI dan PT Kereta Commuter Indonesia sudah mengeluarkan kebijakan pembatasan seperti menjaga jarak dan jam operasional sesuai aturan PSBB.

Bupati Bogor Ade Yasin membenarkan hal itu. Saat dia meninjau Stasiun Cilebut dan Bojonggede, para penumpang duduk saling berdekatan di dalam KRL meski PSBB diberlakukan.

"Tadi yang juga saya lihat masih ada yang berdiri dan banyak duduk berdempetan. Artinya, ketika mereka masuk kereta dan mau jalan sangat sulit lagi untuk diatur," kata Ade.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Seharusnya Ditutup

Bupati Bogor Ade Yasin saat inspeksi stasiun saat PSBB. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Ade juga menyesalkan banyak warga Kabupaten Bogor yang masih bekerja dari kantor di Jakarta dengan menggunakan moda transportasi KRL. Seharusnya, sektor usaha yang di luar dikecualikan harus tutup.

"Tadi saya juga sudah tanya-tanya, masih ada yang wajib ngantor padahal di sektor itu seharusnya diliburkan atau bekerja di rumah," ujar Ade.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya