Diabetes, Penyakit yang Habiskan Dana JKN Terbesar

Penghabis dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) selama ini sebenarnya adalah diabetes

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 07 Nov 2019, 16:00 WIB
Prof Budi Hidayat S.KM., MPPM., PhD dari CHEPS-UI. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Indonesian Health Economic Association (InaHEA) ke-6 di Bali Nusa Dua Convention Center pada Rabu, 6 Oktober 2019 membahas langkah-langkah guna mencegah komplikasi diabetes. (Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Badung Ketua Center for Health Economics and Policy Studies-Universitas Indonesia (CHEPS-UI), Prof Budi Hidayat S.KM., MPPM., PhD menyebut bahwa sebenarnya diabetes adalah penyakit yang menghabiskan dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan paling besar.

Sayangnya, hal tersebut tidak pernah disadari. Malah terkesan yang menghabiskan dana JKN adalah strok, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Padahal, lanjut Budi, ketiga penyakit tersebut merupakan komplikasi dari diabetes yang tidak terkontrol.

Menurut Budi, 73 persen pengidap diabetes di Indonesia tidak sadar bahwa dirinya mengidap diabetes mellitus (DM). Mereka baru menyadari empat atau enam tahun ke depan, yang sayangnya sudah mengalami komplikasi seperti stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal.

"Karena ini, jadinya terkesan penyakit-penyakit itu yang menghabiskan dana JKN. Sebenarnya, tidak. Jadi, kita harus stop hulunya," kata Budi.

Hal tersebut disampaikan Budi dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Indonesian Health Economic Association (InaHEA) ke-6 di Bali Nusa Dua Convention Center, Kabupaten Badung, Bali pada Rabu, 6 Oktober 2019.

 

 

Simak Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Komplikasi Diabetes

Prof Budi Hidayat S.KM., MPPM., PhD dari CHEPS-UI. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Indonesian Health Economic Association (InaHEA) ke-6 di Bali Nusa Dua Convention Center pada Rabu, 6 Oktober 2019 membahas langkah-langkah guna mencegah komplikasi diabetes. (Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Lebih lanjut, studi dari CHEPS UI menemukan bahwa dari 1.658 pasien DM tipe 2 yang disurvei, 66 persen komplikasinya berupa mikrovaskular seperti netrofati dan retinopati, dan 22 persennya adalah makrovaskular (strokedan kardiovaskular).

Rata-rata komplikasi tersebut muncul empat tahun setelah pasien didiagnosis. Budi pun menyayangkan bahwa selama ini penyakit-penyakit ini yang dituduh menghabiskan dana JKN.

"Diabetes tidak pernah disebut. Padahal, inilah biang keroknya. Kalau pemerintah betul-betul serius menurunkan penyakit tidak menular, stop dari hulu ke hilir," katanya.

"Artinya, meliputi primary prevention yang fokusnya mencegah jadi diabetes dan secondary prevention yang fokusnya mencegah terjadinya komplikasi pada diabetes," Budi melanjutkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya