9 Calon Ketum PSSI Tuding Ada Operasi Senyap Exco Jelang Kongres 2 November

Para calon ketum PSSI yang tergabung dalam tim sembilan menuding Kongres pemilihan 2 April bakal berlangsung tidak adil. Mereka juga mencium tanda-tanda permainan uang.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Nov 2019, 14:17 WIB
Calon ketua umum PSSI, Rahim Soekasah, memberikan pemaparan saat diskusi di Wisma Kemenpora, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Diskusi tersebut mengangkat tema "Mencari Ketua PSSI Ideal". (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta - Sembilan dari 11 calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 menuding ada sesuatu yang tidak beres menjelang bergulirnya kongres Pemilihan pada Sabtu (2/11/2019) besok. Kongres Pemilihan besok disebut tidak adil.

Soalnya, ada beberapa pihak yang membuat salah satu calon diuntungkan.

"Terindikasi kuat adanya operasi senyap dari beberapa oknum komite eksekutif PSSI untuk memenangkan salah satu calon ketua umum di kongres," ujar Fary Djemy Francis, yang menjadi juru bicara 'tim sembilan' tersebut seperti dikutip antara.

Selain Fary, kesembilan calon ketua umum itu beranggotakan Vijaya Fitriyasa, Yesayas Oktavianus, Rahim Soekasah, Arif Putra Wicaksono, Aven Hinelo, Benny Erwin, Bernhard Limbong dan Sarman El Hakim.

Mereka menuduh Kongres pemilihan PSSI kental dengan permainan uang antara salah satu calon ketua umum dengan para pemilik suara (voter).

Tim sembilan tersebut menuangkan setidak-tidaknya 10 tuduhan-tuduhan dan kekecewaan mereka terhadap kongres pemilihan PSSI 2 November 2019 dalam sebuah deklarasi berjudul "PSSI Baru Menuju Perubahan".

 

2 dari 3 halaman

Kongres Aneh

Deklarasi CEO Nine Sport Inc dan Bandung Premier League, Arif Putra Wicaksono dan Doni Setiabudi untuk maju dalam bursa calon ketua umum PSSI di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (9/9/2019). (Bola.com/Muhammad Adiyaksa).

Selain mengungkapkan keberpihakan kongres kepada salah satu calon, deklarasi itu juga berisi kritikan terhadap tata cara pelaksanaan kongres luar biasa pemilihan yang disebut mereka aneh.

Indikasi keanehan itu, menurut mereka, salah satunya adalah ketiadaan sosialisasi tata cara pemilihan di kongres sampai Jumat (1/11) atau satu hari menjelang acara.

Lalu, para calon ketum tidak merasa mendapatkan medium yang layak untuk mendekatkan diri kepada para voter.

Satu-satunya jalan untuk itu, yakni debat yang sejatinya digelar pada Kamis (31/10/2019), dibatalkan. Padahal, tim sembilan menilai bahwa debat tersebut sangat penting sebagai jalan para calon ketum untuk meraih perhatian para voter.

"Jika sudah begini, maka federasi kita, PSSI dan sepak bola Indonesia secara keseluruhan, dalam kondisi bahaya dan akan makin parah jika tidak ada perbaikan untuk menuju perubahan," kata Fary.

Seandainya ini tidak dicegah, lanjut Fary, situasi makin rusak karena kongres hanya akan menghasilkan exco-exco lama.

 

3 dari 3 halaman

Harapan untuk Voter

Sembilan calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 itu pun memiliki harapan kepada para voter dalam kongres luar biasa pemilihan PSSI pada 2 November 2019 di Jakarta.

"Kami mengimbau para voters, semuanya, untuk menggunakan hati nuraninya. Mari kita bergandengan tangan, dengan hati yang tulus, dengan cinta, untuk membawa sepak bola Indonesia menjadi lebih baik," ujar Fary.

Adapun 11 calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 adalah Arif Wicaksono, Aven Hinelo, Bernhard Limbong, Benny Erwin, Fary Djemy Francis, La Nyalla Mattalitti, Mochamad Iriawan, Rahim Soekasah, Sarman El Hakim, Vijaya Fitriyasa dan Yesayas Oktavianus.

Kongres pemilihan 15 personel Exco PSSI 2019-2023 yaitu ketua umum, dua wakil ketua umum dan 12 anggota exco digelar pada 2 November 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya