Luhut dan Jonan Bungkam Soal Mati Lampu di Setengah Pulau Jawa

Jonan hanya melembaikan tangan ke arah wartawan dan memberi isyarat bahwa tak ingin berkomentar. Sementara Luhut meminta media bertanya kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 05 Agu 2019, 16:51 WIB
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan hadir menyaksikan penandatanganan 12 Kontrak Kegiatan Strategis Kemenhub 2016, Jakarta, Senin (18/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri ESDM Igansius Jonan kompak bungkam saat dicecar pertanyaan oleh awak media terkait mati lampumassal di hampir seluruh Pulau Jawa.

Berdasarkan pantauan, Luhut dan Jonan tampak keluar berdua dari Istana Negara usai menghadiri sidang kabinet paripurna yang dipimpin Presiden Jokowi, Senin (5/8/2019). Para wartawan yang telah menunggu pun langsung menghampiri keduanya, namun baik Jonan dan Luhut kompak bungkam.

Mereka terus berjalan ke arah mobil dinasnya masing-masing saat wartawan bertanya solusi agar padamnya listrik tidak kembali terjadi. Jonan hanya melembaikan tangan ke arah wartawan dan memberi isyarat bahwa tak ingin berkomentar. Sementara Luhut meminta media bertanya kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan.

"Tanya ke Pak Jonan," ucap Luhut sambil bergegas masuk ke mobil dinasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menegur para jajaran direksi PT PLN Persero terkait aliran listrik yang mati di hampir seluruh Pulau Jawa. Jokowi heran mengapa backup plan PLN tidak berjalan baik saat pemadaman listrik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jokowi Sentil PLN

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan berbincang dengan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden Komplek Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/6). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hal itu dikatakan Jokowi saat bertemu Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani dan jajaran direksi lainnya di Kantor PLN Pusat Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).

"Dalam sebuah manajemen besar seperti PLN mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko yang dihadapi dengan manajemen besar tentu saja ada contigency plan, ada back up plan. Pertanyaan saya kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan dengan baik," kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa hal serupa juga pernah terjadi pada tahun 2002 dan seharusnya bisa dijadikan pelajaran. Jokowi pun meminta penjelasan dari Plt Dirut PLN terkait permasalahan pemadaman listrik total di Jabodetabek dan sekitarnya.

"Saya tahu ini tidak hanya bisa merusak reputasi PLN namun banyak hal di luar PLN terutama konsumen sangat dirugikan. Pelayanan transportasi umum sangat berbahaya sekali, MRT misalnya" jelasnya.

Jokowi kemudian meminta PT PLN Persero untuk segera melakukan perbaikan secepatnya. Dia tak ingin peristiwa listrik mati yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Jawa terulang kembali.

"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya. Yang memang dari beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apapun agar segera bisa hidup kembali," ucap Jokowi.

"Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar terjadi sekali lagi saya ulang jangan sampai keulang kembali. Itu saja permintaan saya," sambungnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya