Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Rusia berharap agar proses identifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100) bisa selesai dalam waktu dekat ini.
Karena itu Rusia mengirimkan tim dokter terbaik untuk bantu mengidentifikasi korban. "Kami datangkan pakar-pakar Rusia yang ahli dalam forensik, patologi forensik, antropologi forensik, dan odontologi forensik. Kemungkinan kami akan bekerja penuh dan menyeluruh," ujar Kepala Tim Patologi Forensik Rusia Dokter Andrey Kovalev di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Ahad (13/5).
Dia mengatakan, pihaknya akan menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah Indonesia agar dapat segera mengenali para korban. "Kami bekerja sesuai standar interpol. Sikap bersahabat ini membantu kami mencapai hasil yang baik dalam identifikasi. Kami harap dalam waktu dekat bisa mengidentifikasi potongan-potongan jenazah. Kami kerja sampai semua sudah teridentifikasi," jelas Kovalev.
Kovalev menambahkan, pihaknya juga akan bekerjasama dengan kepolisian Indonesia untuk menyelidiki hingga tuntas peristiwa jatuhnya SSJ di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, pada 9 Mei silam.(AIS)
Karena itu Rusia mengirimkan tim dokter terbaik untuk bantu mengidentifikasi korban. "Kami datangkan pakar-pakar Rusia yang ahli dalam forensik, patologi forensik, antropologi forensik, dan odontologi forensik. Kemungkinan kami akan bekerja penuh dan menyeluruh," ujar Kepala Tim Patologi Forensik Rusia Dokter Andrey Kovalev di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Ahad (13/5).
Dia mengatakan, pihaknya akan menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah Indonesia agar dapat segera mengenali para korban. "Kami bekerja sesuai standar interpol. Sikap bersahabat ini membantu kami mencapai hasil yang baik dalam identifikasi. Kami harap dalam waktu dekat bisa mengidentifikasi potongan-potongan jenazah. Kami kerja sampai semua sudah teridentifikasi," jelas Kovalev.
Kovalev menambahkan, pihaknya juga akan bekerjasama dengan kepolisian Indonesia untuk menyelidiki hingga tuntas peristiwa jatuhnya SSJ di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, pada 9 Mei silam.(AIS)
