PT Palyja Sebut Pencurian Air Sering Terjadi di Jakarta Utara

Pipa milik Palyja pun dilubangi oleh oknum yang tak bertanggungjawab untuk didistribusikan ke rumah warga.

oleh Ika Defianti diperbarui 27 Apr 2019, 19:16 WIB
Petugas memeriksa proses penyaringan air milik PT Palyja di Instalasi Pengolahan Air (IPA), Jakarta, Rabu (29/8). Palyja menyatakan pasokan air bersih untuk warga Jakarta masih dalam posisi aman. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Yogyakarta - Presiden Direktur PT PAM Lyonnaise (Palyja) Robert Rerimassie menyebut, pihaknya telah memperbaiki 33.726 titik kebocoran air selama 2018. Dia juga menyebut juga telah melakukan penegakan hukum mengenai pencurian air.

"Memang kita harus bekerja keras untuk menekan tingkat kehilangan air ini. Upaya itu terbukti dalam tahun 2018, kita mampu menyelamatkan 1,9 juta meter kubik air," kata Robert di Yogyakarta, Sabtu (27/4/2019).

Dia mengatakan, 2.070 dari 3.405 kasus penanganan ilegal merupakan kasus sambungan ilegal air. Dengan adanya penindakan hukum, terdapat penurunan kasus sambungan ilegal selama 2016-2018.

"Kita harus kejar-kejaran dengan para pelaku, misalnya kita putus hari ini, terus mereka sambung lagi secara ilegal besoknya," ucapnya.

Direktur Operasional dan Teknik PT Palyja, Wilmart Siburian menyebut kasus pencurian air sering kali terjadi di wilayah Jakarta Utara.

Dia mencontohan kasus yang terjadi di Muara Baru, Jakarta Utara. Pipa milik Palyja pun dilubangi oleh oknum yang tak bertanggungjawab untuk didistribusikan ke rumah warga.

"Di Muara Baru, air kita dicolongin dari bawah pakai pipa-pipa kecil," kata Wilmart.

Karena hal itu, Palyja menggandeng Direktorat Pengamanan Objek Vital (Obvit) Polda Metro Jaya untuk menangani kasus pencurian air.

"Tahun 2018, ada 2.070 sambungan ilegal yang tertangkap, langsung diputus dan oknum diusut polisi," kata Wimart.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya