Hari Autisme, Guru PAUD Dibekali Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus

Acara yang digagas PG-PAUD Unisba itu dalam rangka memperingati hari autis sedunia yang bertepatan pada setiap tanggal 2 April.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 30 Mar 2019, 16:01 WIB
PG-PAUD Fakultas Tarbiyah Unisba menggelar Seminar dan Talkshow bertema, “Smart ABA & Smart BIT For Autistic Children Therapy In Child Well Being and Protection”. (Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Autisme sudah sering kita dengar sebagai sebuah gangguan perkembangan nerobiologis yang berat dan terjadi pada anak. Orang tua yang memiliki anak autisme maupun berkebutuhan khusus lainnya pun kian membuka diri.

Untuk itu, informasi yang memadai mengenai anak berkebutuhan khusus dan segala keperluannya baik dari segi pendidikan, terapi hingga kesehatan pun terus disebarkan.

Menyadari pentingnya penyebaran informasi terkait penanganan anak dengan penhandang autisme, PG-PAUD Fakultas Tarbiyah Unisba menggelar Seminar dan Talkshow bertema, “Smart ABA & Smart BIT For Autistic Children Therapy In Child Well Being and Protection” di Aula Unisba, Sabtu (30/3/2019).

Acara yang digagas PG-PAUD Unisba itu dalam rangka memperingati hari autis sedunia yang bertepatan pada setiap tanggal 2 April.

Ada empat barasumber yang mengisi kegiatan ini. Di sesi pertama ada DR. Masnipal selaku Dosen PG-PAUD Unisba sekaligus praktisi PLB), dr. Rudy Sutadi, Sp.A.,MARS, S.Pd.I. selaku Konsultan Smart ABA & Smart BIT untuk autisme, Sigit Pranowo,Lc., selaku Pimpinan Ponpes Tahfizh al-Qur’an, al-Husna, Jabar, dan dr. Yulia Darmawi selaku praktisi Smart BIT untuk autisme.

Dalam kegiatan ini juga menghadirkan mantan penderita autisme yang berbagi pengalaman kepada peserta.

"Jadi hari ini seluruh peserta datang dari berbagai daerah Indonesia. Ada yang merupakan ahli, dokter, guru PAUD, praktisi PLB dan calon guru PAUD," ujar ketua panitia yang juga Ketua Prodi PG PAUD Unisba, Dr Erham Wilda MPD.

Menurut Wilda, acara ini diinisiasi untuk mengubah cara pandang terhadap anak autisme dalam mendapatkan pendidikan. Ia mengungkapkan, anak autisme bagaimanapun kondisinya harus mendapat penanganan yang baik karena setiap anak punya hak dan kesempatan untuk berkembang optimal sesuai dengan potensinya.

"Dalam hal ini anak autisme karena gangguan autisnya dianggap seolah-olah tidak bisa berkembang padahal dia punya peluang berkembang yang sama seperti anak lainnya," ujarnya.

Ia memandang, guru merupakan salah satu komponen yang dapat menunjang perkembangan anak autisme di sekolah. Untuk itu, pihaknya berharap melalui seminar ini wawasan guru semakin terbuka.

"Harapan kita guru-guru PAUD dan orang tua anak usia dini punya wawasan tepat tentang bagaimana menghadapi anak autisme baik itu yang sedang menjalani terapi," ujarnya.

Wilda menyebutkan anak autisme dapat disembuhkan melalui penangganan oleh tenaga terapis yang profesional dan terpadu serta keterlibatan orang tua aktif. Bahkan, di dunia pendidikan saat ini sudah ada sekolah inklusi di mana anak autisme digabungkan dengan anak normal.

"Dengan adanya kegiatan ini, kita berharap dapat memberikan kontribusi yang cukup bagi semua orang tua, pendidik maupun orang di lingkungan masyarakat yang terkadang kurang paham penanganan anak autis," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Prodi PG PAUD Unisba menggandeng Klinik Intervensi Dini Applied Behavior Analysis (Kidaba) pimpinan dr. Rudy Sutadi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya