Jokowi Cerita Tiap Pagi Pantau Harga Kebutuhan Pokok

Jokowi klaim lebih tahu harga kebutuhan pokok ketimbang ibu-ibu.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2018, 14:06 WIB
Calon presiden petahana, Joko Widodo seusai menghadiri pelantikan dan konsolidasi tim kampanye daerah Jawa Tengah di Panti Marhaen, Kantor DPD PDIP Semarang, Sabtu (20/10). Jokowi melakukan kunjungan kerja di Semarang selama dua hari (Liputan6.com/Gholib)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi mengaku selalu mengikuti perkembangan pasar di Tanah Air. Ia memantau naik turunnya harga bahan kebutuhan pokok.

"Jangan dipikir saya enggak (tahu harga bahan pokok). Saya selalu setiap pagi (baca harga bahan pokok), telur pagi ini berapa, beras berapa," kata Jokowi saat membuka Kongres XX Tahun 2018 Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).

Ia lalu berkelakar, lebih mengetahui perkembangan harga bahan pokok di pasar daripada ibu-ibu. Dia menyebut, bisa saja ada ibu-ibu yang tidak mengetahui naik turunnya harga bahan pokok karena jarang ke pasar.

"Mungkin dengan ibu-ibu lebih tahu saya. Ibu-ibu kan enggak pernah ke pasar," ucapnya.

"Ke pasar?" sambung Jokowi.

"Iya ke pasar," jawab peserta kongres WKRI.

"Oh ke pasar. Ya kalau ke pasar bolehlah komentar 'pak yang mahal apa'. Wong enggak pernah ke pasar cerita mengenai harga beras," timpal Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, setiap hari pukul 06.00 atau 06.30 WIB dia mendapatkan laporan perkembangan harga pokok di pasar. Laporan tersebut datang dari bawahannya.

Khusus pagi tadi, Jokowi mendapat laporan bahwa harga beras turun Rp 100 dan telur Rp 350. Kemudian harga ayam juga turun Rp 1.150.

"Harga beras Rp 11.750 ini turun Rp 100. Telur Rp 22.950 turun Rp 350. Saya hanya tahu turun atau naik itu aja. Saya cek turun Rp 350. Ayam Rp 33.300 turun Rp 1150," papar Jokowi.

 

2 dari 2 halaman

Sulit Seimbangkan Harga

Jokowi menyadari menjaga keseimbangan harga di pasar cukup sulit. Sebab, kenaikan dan penurunan harga selalu memberikan dampak kepada pedagang dan pembeli.

"Kalau turun-turun ini yang teriak peternaknya. Jangan dipikir kalau turun, masyarakat senang, peternaknya teriak. Telur naik peternak senang, begitu turun ada yang teriak-teriak. Yang sulit itu jaga keseimbangan. Bagaimana peternak senang, masyarakat senang. Bagaimana masyarakat senang, petaninya juga senang. Saya ingin jaga keseimbangan. Di sini dengar, di sana dengar, harus seperti itu. Setiap pagi itu," kata dia.

Reporter: Titin Supriatin 

Saksikan video pilihan di bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya