Hubungan Asmara di Amerika Kandas, Navakaine Tulis Lagu Skyliner

Kisah di balik lagu baru Navakaine bukanlah sebuah cinta yang begitu mudah diprediksi.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 19 Jul 2018, 06:30 WIB
Penyanyi Navakaine. (Facebook @Navakaine)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang penyanyi indie cantik Navakaine, baru-baru ini meluncurkan lagu barunya bertajuk "Skyliner". Liriknya menggambarkan keyakinan dan optimisme yang muncul kala suasana hati hampa akibat kehilangan harapan.

Melalui siaran pers yang diterima Liputan6.com, Rabu (18/7/2018), Navakaine mengungkapkan kisah di balik lirik lagu indie-nya yang terasa getir namun perlahan menjadi manis.

"Finally, kamu harus membuat keputusan untuk meninggalkan seseorang atau melanjutkan hubungan tersebut. Jujur, sebuah keputusan yang berat, tapi enggak akan bisa dihindarkan. Hanya saja itulah situasi yang harus saya lalui pas lulus SMA. Hingga akhirnya saya memilih New York dan meninggalkan rasa yang pernah ada saat di Seattle, menikmati hubungan yang kami jalani,” ungkap pemilik nama lengkap Natasha Valerie Kurnia ini.

Tampak bahwa kisah di baliknya bukanlah sebuah cinta yang begitu mudah diprediksi. Namun, "Skyliner" datang dari sebuah kegalauan perempuan cantik asal Jakarta yang lama bermukim di Amerika sampai ia bernyanyi secara indie.

2 dari 3 halaman

Hubungan Manis

Penyanyi Navakaine. (Facebook @Navakaine)

Lagu ini diungkapkannya dari hubungan manisnya yang pernah dilaluinya bersama sahabat-sahabat terbaik di negeri Paman Sam. Dikelilingi gedung-gedung pencakar langit, cinta itu pun tumbuh bersemi. Sayang, cinta itu bisa pergi kapan saja, tanpa harus melihat waktu.

"Kalau diterjemahkan, kata yang muncul dari 'Skyliner' adalah gedung-gedung tinggi. Namun saya mengartikannya sebagai bidadari gedung-gedung tinggi. Maksudnya, 'Skyliner' adalah lagu tentang relationship saya dengan seorang cowok di Seattle," ia menjelaskan.

"Hubungan kami selalu punya cerita di antara gedung-gedung pencakar langit di sana. Lebih dalam lagi, kita saya bicara cinta, 'Skyliner' merupakan cinta yang sad ending. Di mana. kamu sudah tahu bahwa hubungan ini enggak bisa diteruskan, namun kamu masih ingin terus lanjut karena takut kehilangan rasa nyaman itu," jelas mahasiswi Fordham University, New York, Amerika Serikat ini.

Hal itulah yang dibangun Navakaine ketika meracik lagu ini. Semua rasa yang pernah ada, dihamburkannya dalam komposisi musik pop balada yang dramatis.

3 dari 3 halaman

Dikelilingi Orang Hebat

Penyanyi Navakaine. (Twitter @zoofmbatam)

Beruntung pengidola Lana Del Rey ini dikelilingi orang-orang hebat yang paham produksi musik. Alhasil, curhatnya disampaikan ke Sean yang notabene ayahnya yang berdarah asli Amerika.

Lalu juga Melissa (sang manager yang juga mengisi efek Viollin) serta Ucie Nurul (backing vokal), menjadi sebuah komposisi musikal yang bernilai. Ditambah lagu ini pun memasuk fase finishing di dua Negara, yakni Swedia dan Amerika. Alhasil, makin terdengar sempurnalah lagu "Skyliner" di mata Navakaine.

Dengat segala output musikal yang cukup bernilai inilah, Navakaine sangat optimis bahwa terjun ke industri musik bukan sekadar sensasi antara Jakarta-Amerika. Tapi ini adalah sebuah rasa yang datang secara epik.

"Waktu usia saya menginjak 14 tahun dan mulai menulis lagu, kok air mata ini menetes dengan sendiri. Looks like I found the love of my life. Making music is the love of my life. Oleh karena itulah, saya berharap melalui suara saya ini, saya bisa menyebarkan pesan positif dan menghibur banyak orang di banyak negara," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya