Wakapolri Ancam Pecat Anak Buah yang Tak Becus Berantas Street Crime

Wakapolri tidak ingin kejahatan jalanan mengganggu kelancaran perhelatan Asian Games 2018.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Jul 2018, 17:01 WIB
Wakapolri Komjen Syafruddin saat menghadiri pertemuan ulama (Jord Qodama) Jamaah Tabligh di Cikampek, Jawa Barat, Kamis (22/3). Wakapolri juga mengajak berdialog dengan Amir Jamaah Tabligh Maulana Saad Alkandahlawi. (Liputan6.com/Pool/Fernando)

Liputan6.com, Jakarta - Wakapolri Komjen Syafruddin memberi waktu anak buahnya menuntaskan kasus kejahatan jalanan atau street crime selama sebulan. Dia tidak ingin kejahatan jalanan mengganggu kelancaran perhelatan Asian Games 2018.

"Saya sudah bikin pernyataan bahwa namanya street crime itu gampang mengatasinya, gampang menanganinya. Oleh karena itu, kita beri waktu satu bulan," ujar Syafruddin di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (10/7/2018).

Dia menuturkan, penanganan kasus begal, jambret, copet, dan kejahatan jalanan lainnya itu sama seperti miras oplosan yang gampang dituntaskan. Tinggal tergantung aparat yang menindak.

Jenderal bintang tiga itu mengancam akan mencopot jabatan anak buahnya jika tidak becus mengurus kasus kejahatan jalanan dalam waktu sebulan.

"Kita akan evalusi pemimpinnya, kapolresnya, kapolseknya, kita tinggal ganti saja, kan gampang. Satu bulan saya kasih waktu. Satu bulan tidak selesai, kita ganti. Gampang," Syafruddin menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tim Khusus

Mengantisipasi maraknya aksi kriminal jalanan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta jajarannya membentuk tim khusus. Hal tersebut sekaligus untuk keamanan menjelang perhelatan Asian Games 2018.

"Jadi mau bentuknya (seperti) tim Jaguar, tim Resmob, tim buru sergap, apa saja silakan yang penting bagi saya adalah hasil," tegas Tito di Gedung PTIK, Jakarta, Rabu, (4/7).

Tim tersebut, lanjut Tito, akan dievaluasi secara berkala. Kinerja pengamanan atas aksi kriminal jalanan seperti jambret, begal, dan curas akan dibebankan kepada masing-masing kepala regu.

"Jadi saya lihat yang bertanggung jawab siapa. Apakah Kapolresnya, Kasatnya, Direktur resersenya, atau Kapoldanya, karena akan ada reward dan punishment," ungkap Tito.

Nantinya, pemusatan pengamanan dari aksi kriminal jalanan akan dikonsentrasikan terhadap titik utama perhelatan Asian Games 2018, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Selatan.

"Kalau teori dan prakteknya sudah berjalan, saya perintahkan kemarin, tapi nanti saya minta pak As Ops (asisten oprasional) rencana operasi selama bulan Juli ini, conditioning sebelum Asian Games," ujar Tito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya