Penambag mengambil belerang di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur Senin (2/7). Para penambang mulai mengangkut belerang pada pukul 01.00 dinihari dengan jarak jarak 10 km bolak balik. (Merdeka.com/Arie Basuki)
Penambang mengangkut belerang di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur Senin (2/7). Para penambang mampu mengambil dan mengangkut belerang setiap harinya sebanyak 150 - 200 kg dengan upah Rp 100/kg. (Merdeka.com/Arie Basuki)
Penambag menyiram api biru dengan air karena api biru membakar blerang di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (2/7). Para penambang mulai mengangkut belerang pada pukul 01.00 dinihari dengan jarak jarak 10 km bolak balik. (Merdeka.com/Arie Basuki)
Penambag mengangkut belerang di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur Senin (2/7). Para penambang mampu mengambil dan mengangkut belerang setiap harinya sebanyak 150 - 200 kg dengan upah Rp 100/kg. (Merdeka.com/Arie Basuki)
Penambang menunggu wisatawan di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (02/7). Semenjak Kawah Ijen menjadi tujuan wisata di Banyuwangi, mereka mendapatkan penghasilan tambahan dengan mengantarkan wisatawan menggunalkan troli. (Merdeka.com/Arie Basuki)
Penambang mengangkut wiatawan di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (2/7). Selain menambang belerang mereka mendapatkan penghasilan tambahan dengan mengantarkan wisatawan menggunalkan troli. (Merdeka.com/Arie Basuki)
Penambang beristirahat di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (2/7). Para penambang mulai mengangkut belerang pada pukul 01.00 dinihari dengan jarak jarak 10 km bolak balik. (Merdeka.com/Arie Basuki)