Karya Anak Bangsa, Berapa Kandungan Lokal Motor Listrik Gesits?

Perlu diakui, motor listrik Gesits ini memang belum 100 persen buatan dalam negeri. Pasalnya, tidak mudah memang untuk mencari perusahaan pemasok komponen dalam negeri.

oleh Arief Aszhari diperbarui 02 Jun 2018, 13:02 WIB
Sepeda motor listrik Gesits mulai diproduksi tahun depan. (Septian/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam waktu dekat, Indonesia dipastikan bakal memiliki motor nasional. Ya, motor hasil pengembangan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan PT Gesits Technologies Indo (GTI), Gesits, siap menghentak pasar di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), 17 Agustus 2018.

Motor ramah lingkungan dengan model skuter matik (skutik) ini, nantinya bakal diproduksi oleh perusahaan gabungan PT GTI dan PT Wika Industri dan Konstruksi (Wikon). Selain itu, motor ini nantinya juga bakal didukung banyak suplier dalam negeri, dan juga luar negeri.

Lalu, dengan predikat motor buatan anak bangsa, berapa persen kandungan lokal Gesits?

"Nah, konten lokal ini masih perdebatan. Jika konten lokal ini, termasuk riset dan pengembangan (R&D), kita sudah 95 persen," jelas Harun Sjech, Direktur Utama PT GTI, saat berbincang dengan wartawan di Jakarta.

Perlu diakui, motor listrik Gesits ini memang belum 100 persen buatan dalam negeri. Pasalnya, tidak mudah memang untuk mencari perusahaan pemasok komponen dalam negeri, yang siap digunakan di sepeda motor Gesits ini.

"Ada yang impor (suplier), karena shockabsorber tidak ada supplier-nya di Indonesia. Untuk shockbreaker kita pakai punya Italia yang belakang, baterai kita ada dari Korea Selatan dan Cina," tambah Harun.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Meskipun masih ada beberapa supplier yang diimpor, namun untuk deretan komponen penting lain, sudah asli buatan Indonesia.

Sebut saja motor elektrik yang bakal disuplai oleh PT Pindad, lalu controller yang disuplai oleh PT LEN melalui PT Pindad.

Selain itu, untuk fitur canggih seperti dashboard pintar bakal dibuat oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), lalu untuk baterai yang lebih canggih kini tengah dikembangan Universitas Negeri Semarang (UNS), dan daur ulang baterai oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya